NASKAH SKENARIO SEMINAR
SEMINAR LINGKUNGAN HIDUP
Seminar Lingkungan Hidup ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2011. Seminar dilakukan di lapangan SMAN 94 Jakarta dengan mengundang peserta dari berbagai SMA/MA di wilayah Jakarta Barat, yang masing-masing sekolah diwakilkan oleh 5 orang siswa/i yang dipercayakan mampu mengikuti seminar ini dengan baik dan dapat membawakan hal yang positif untuk dilakukan di lingkungan sekolah mereka. Materi pembahasan seminar ini dibawakan oleh Kelompok Ilmiah Remaja SMAN 94 Jakarta yang telah memiliki izin resmi dari Kepala SMAN 94.
Moderator : “Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh. Selamat Pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Selamat datang kami ucapkan kepada seluruh peserta Seminar Lingkungan Hidup. Seminar Lingkungan Hidup ini akan membahas mengenai ‘PERAN ORGANISASI WAHANA LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KONAWE UTARA’. Agar seminar ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai apa yang kita harapkan, marilah kita buka seminar ini dengan doa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Untuk mempersingkat waktu, mari kita tundukan kepala dan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai !”
Seluruh peserta seminar berdoa.
Moderator : “Selesai. Baik, kita lanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Untuk seluruh peserta seminar dimohon untuk berdiri.”
Seluruh peserta seminar menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Moderator : “Kepada peserta seminar dipersilahkan untuk duduk kembali.”
Seluruh peserta seminar duduk.
Moderator : “Pada pagi hari ini, kami Kelompok Ilmiah Remaja SMAN 94 Jakarta mengadakan seminar mengenai Lingkungan Hidup dengan materi ‘PERAN ORGANISASI WAHANA LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KONAWE UTARA’. Sebelum kami memulai membacakan materi, saya akan memperkenalkan tim penyaji. Pertama, Zaskia Aditya Harrison sebagai moderator. Kedua, Tiara Renitha Dierdyon sebagai pembaca materi. Ketiga, Zilkariza Annisa Anatasha sebagai pembaca materi. Keempat, Ravea Aldyni Ernawi sebagai pembaca materi. Kelima, Veronica Albert sebagai pembaca materi. Dan yang terakhir, Arrizah Levano Hakim sebagai notulen seminar ini. Baik, untuk mempersingkat waktu, marilah kita memulai pembacaan materi yang pertama oleh saudari Tiara Renitha Dierdyon. Kepada saudari Tiara, kami persilahkan.”
Tiara : “Kabupaten Konawe Utara memiliki kekayaan alam melimpah khususnya kandungan logam berupa nikel, emas, khromit, pasir besi. Hutan dan tanah pertanian yang subur. Oleh Pemerintah Pusat dan Daerah, hampir keseluruhan wilayah daratan di Kabupaten Konawe Utara khususnya di Kecamatan Asera, Wiwirano dan Molawe telah diserahkan hak kelolanya kepada beberapa investor. Dua puluh satu perusahaan pertambangan telah mendapat izin dalam bentuk Kontrak Karya dan Kuasa Pertambangan dengan total luasan konsesi sebesar 288.270 ha. Sejak tahun 1992 Hak Pengusahaan Hutan (HPH) diberikan kepada PT. Intisixta dengan luasan sebesar 296.000 ha. Sementara itu, terdapat sekitar 65.000 Ha lahan masyarakat telah dijadikan areal pengembangan kelapa sawit oleh empat perusahaan.
Konversi lahan secara besar-besaran telah mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan hidup secara signifikan. Akibatnya, hampir setiap tahun terjadi bencana banjir yang tidak hanya merugikan masyarakat secara materi tetapi juga mengancam jiwa mereka. Akibat banjir yang terjadi pada tahun 2005, puluhan rumah penduduk rusak, sarana transportasi terputus selama 14 hari, pasar terendam selama 8 hari, ratusan hektar padi ladang, sawah dan kebun palawija juga terendam air. Banjir dengan skala yang lebih besar terjadi tahun 2006, mengakibatkan ratusan rumah dan ribuan hektar lahan pertanian terendam air dan rusak. (WALHI)
Peran WALHI di daerah Kabupaten Konawe Utara dimulai dari tahun 1998 yang pada waktu itu mendampingi masyarakat dalam kasus PT. Intisixta. Sudah merupakan sejarah yang gelap di Indonesia nasip penduduk lokal disekitar areal konsesi HPH selalu terpingirkan. kondisi ini juga terjadi di Asera dan Wiwirano. Kehadiran PT.Intisixta telah membawah dampak yang luar biasa bagi masyarakat setempat terutama bagi masyarakat lokal yang masih mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sumber daya hutan mereka. Kondisi Masyarakat Sebelum dan Setelah Adanya WALHI. Pada umumnya masyarakat yang berada didaerah dampingan WALHI itu merupakan masyarakat yang tradisional, dimana tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai penanganan lingkungan masih sangat minim, apalagi mengenai pemahaman mereka terhadap peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang mengatur pengolahan hutan, bisa dikatakan tidak ada, imbas dari semua itu pihak perusahaan seenaknya mengambil dan memanfaatkan lahan masyarakat dan mengiming-imingi masyarakat dengan berbagai janji.”
Moderator : “Terima kasih atas materi yang telah disampaikan. Selanjutnya, materi akan dibacakan oleh saudari Zilkariza Annisa Anatasha. Kepada saudari Zilkariza, kami persilahkan.”
Zilkariza : “Implementasi Program WALHI di Kabupaten Konawe Utara. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat. Peningkatan pengetahuan yang dilakukan di Kabupaten Konawe Utara berupa Penerbitan dan distribusi Leaflet, Pemutaran Film, Dialog Interaktif di Radio, Dialog Interaktif di Televisi, Pendokumentasian Best Practise. Buktinya keberhasilan WALHI di Kabupaten Konawe Utara dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah masyarakat tidak lagi tinggal diam dalam menyikapi permasalah yang ada didaerahnya, salah satunya adalah dengan maraknya perusahaan sawit yang berada di Konawe Utara, masyarakat secara bersama-sama membahas dan mencari solusi mengenai lahan-lahan mereka yang telah ditanami sawit. Peningkatan kapasitas masyarakat meliputi Pelatihan Simpul Hukum dan HAM, Pelatihan AMDAL Kijang, Pelatihan Penanganan Konflik. Bukti nyata dalam keberhasilan WALHI dibidang ini adalah masyarakat dan WALHI sebagai fasilitator telah berhasil membuat peta wilayah hak masyarakat yang oleh masyarakat menyebutnya sebagai hak ulayat adat. Pendampingan Intensif, Diskusi Kampung. Diskusi kampung secara reguler penting dilakukan untuk bertukar pikiran dalam berbagai hal antar masyarakat baik masalah yang dihadapi, pengalaman penanganan masalah serta kemungkinan dapat dilahirkan kesepahaman bersama untuk melakukan penanganan masalah secara bersama-sama pada berbagai persoalan yang dihadapi. Penyediaan Pusat Pengaduan, Sebuah pusat pengaduan dibentuk untuk menerima laporan masyarakat terkait isu dan kasus pelanggaran HAM, perusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Alternatif lokasi sekretariat pusat pengaduan yakni di Sekretariat WALHI Sulawesi Tenggara. Keuntungan yang paling nyata dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk fisik adalah dengan adanya pusat pengaduan masalah lingkungan hidup, dan HAM, di Daerah Konawe Utara, dampak yang dirasakan pula oleh masyarakat adalah dengan giatnya masyarakat mengadakan pertemuan guna membahas masalah perkebunan sawit yang marak di daerah Kabupaten Konawe Utara, serta masyarakat juga membentuk organisasi kemasyarakatan bekerjasama dengan pemerintaha kehutanan untuk bersama-sama mengawasi mengenai pelanggaran lingkungan secara besar-besaran dan dapat mengakibatkan dampak yang sangat buruk oleh masyarakat.”
Moderator : “Terima kasih atas materi yang telah disampaikan. Selanjutnya, materi akan dibacakan oleh saudari Ravea Aldyni Ernawi. Kepada Saudari Ravea, kami persilahkan.”
Ravea : “Dari pernyataan di atas di dapatkan bahwa peran WALHI dalam memberikan pembianan masyarakat dan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat itu sangat membantu apa lagi disini masyarakat di hadapkan oleh berbagai permasalahan, baik itu berupa hak-hak masyarakat dan banyaknya pihak yang memanfaatkan ketidak tauan masyarakat mengenai peraturan dan perundang-udangan mengenai pengolaan lingkungan hidup. Pendampingan yang dilakukan oleh WALHI mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat, oleh seba itu WALHI mendapat kepercayaan oleh masyarakat untuk melakukan pembinaan dan peningkatan pola pikir guna mempertahankan hak-hak dari masyarakat itu sendiri.”
Moderator : “Terima kasih atas materi yang telah disampaikan. Selanjutnya, materi akan dibacakan oleh saudari Veronica Albert. Kepada Saudari Veronica, kami persilahkan.”
Veronica : “Kerusakan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Konawe Utara kebanyakan di akibatkan oleh ulah para perusahaan besar yang beroprasi di Kabupaten Konawe Utara . Sejak mulai beroperasinya Hak Penguasaan Hutan (HPH), PT. Intisixta tahun 1992, memiliki kawasan konsesi dengan luas 296.000 hektar. Sejak saat itu hutan Asera (sebelum pemekaran wilayah Kecamatan Asera) berada dibawah tekanan. Kehancuran ekosistem mulai nampak, kearifan lokal yang dipelihara secara turun-temurun mulai terusik, kondisi ekonomi masyarakat menurun akibat terbatasnya aktifitas masyarakat disekitar wilayah konsesi perusahaan. Bencana mulai menimpa masyarakat Banjir bandang yang pertama terjadi pada tahun 1996, ketika itu HPH PT. Intisixta baru beroperasi selama 4 tahun. Hasilnya masyarakat mengalami kerugian bernilai ratusan juta rupiah. Akibat banjir ini pula, jalur transportasi masyarakat terputus karena satu-satunya jembatan permanen ikut terbawa arus. Beberapa lembaga lingkungan yang tergabung dalam WALHI menyimpulkan bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Asera lebih disebabkan karena tingkat deporestasi (laju kerusakan hutan) yang sangat tinggi yang dilakoni oleh HPH dan maraknya pembukaan hutan untuk lahan perkebunan kelapa sawit.”
Moderator : “Terima kasih kepada saudari Veronica dan kawan-kawan yang telah membacakan materi mengenai ‘PERAN ORGANISASI WAHANA LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KONAWE UTARA’. Selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Kami menyediakan 3 peluang untuk bertanya. Kepada peserta seminar yang ingin bertanya mengenai materi yang disampaikan, silahkan mengangkat tangannya dan sebutkan nama serta asal sekolah. Untuk notulen, bisa dapat langsung dicatat pertanyaan yang diajukan. Serta untuk, tim penyaji bisa seraya mencari jawaban. Untuk penanya pertama silahkan mengangkat tangannya.”
Penanya 1 mengangkat tangan.
Moderator : “Baik, kepada saudara yang disana.” (Menunjuk ke arah penanya)
Penyanya 1 : “Terima kasih kepada saudari moderator yang telah memilih saya untuk mengajukan pertanyaan. Nama saya Hilda Sukmawati dari SMAN 33 Jakarta. Untuk tim penyaji, apa penyebab adanya konversi lahan secara besar-besaran di Konawe Utara ?”
Moderator : “Terima kasih kepada saudara penanya. Kami disini akan menampung pertanyaan-pertanyaan tersebut terlebih dahulu. Baik, penanya kedua silahkan mengangkat tangannya.”
Penanya 2 : “Terima kasih kepada saudari moderator. Nama saya Reyna Hanifazrianita dari SMAN 84 Jakarta. Saya ingin bertanya kepada tim penyaji mengenai hal apa yang diharapkan dalam program diskusi kampong itu ?”
Moderator : “Terima kasih kepada penanya kedua yang telah mengajukan pertanyaannya. Silahkan kepada penanya ketiga untuk mengangkat tangannya.”
Penanya 3 : “Terima kasih kepada saudari moderator. Nama saya Ahmad Muzahid dari SMAN 95 Jakarta. Saya ingin bertanya kepada tim penyaji mengenai faktor apa yang mempengaruhi peran WALHI dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Konawe Utara ?”
Moderator : “Terima kasih kepada peserta seminar yang telah mengajukan pertanyaannya seputar PERAN ORGANISASI WAHANA LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KONAWE UTARA. Untuk mencari jawaban dari peserta seminar, saya akan menskor waktu selama 10 menit dan kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Skor waktu dimulai dari sekarang.”
Seminar di Skor selama 10 menit.
Moderator : “Terima kasih kepada seluruh peserta seminar. Waktu skor telah habis, kepada tim penyaji harap segera menjawab pertanyaan dari peserta.”
Zilkariza : “Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Reyna Hanifazrianita. Saudari Reyna mengajukan pertanyaan yaitu mengenai hal yang diharapkan dalam terlaksananya diskusi kampong. Karena diskusi kampung itu adalah program bertukar pikiran warga antar kampung ,maka dari itu dapat dilihat adanya keinginan untuk membangun kebersamaan untuk mendesak keterpihakan kebijakan pemerintah.”
Moderator : “Terima kasih atas jawaban yang telah diberikan. Untuk peserta seminar, apakah ada yang ingin menyanggah atau menanggapi ?”
Penyanggah : “Saya Muhammad Rodikha Lukmana, saya ingin menyanggah jawaban dari tim penyaji. Mengapa perlu adanya gerakan mendesak kebijakan pemerintah ? Seharusnya warga mendukung program pemerintah bukan ?”
Moderator : “Terima kasih. Apa ada yang ingin menanggapi ?”
Penanggap mengacungkan tangannya dan berdiri.
Penanggap : “Nama saya Vanesco Tio, saya ingin menanggapi pertanyaan dari saudara Rodhika. Bukan kah kita sudah mengetahui permasalah yang terjadi di Konawe Utara ? Mereka melakukan hal itu karena kebijakan pemerintah tersebut justru menjadi masalah untuk warga Konawe Utara.”
Tim penyaji mengacungkan tangannya untuk meneruskan jawaban yang bersangkutan dengan sanggahan yang ada.
Moderator : “Baik, tim penyaji akan menjawab pertanyaan selanjutnya yang menyangkut pernyataan dari penyanggah. Silahkan !”
Veronica : “Dengan sanggahan dari saudara Rodhika, hal ini berhubungan dengan pertanyaan dari saudari Hilda Sukmawati. Yaitu mengenai penyebab terjadi adanya konversi secara besar-besaran. Jadi masalah yang dihadapi oleh warga Konawe Utara adalah kebijakan pemerintah yang menjadikan kabupaten Konawe Utara sebagai sentra industri. Dan banyak perusahaan-perusahaan yang membangun industri tanpa memperhatikan lingkungan di Konawe Utara itu sendiri.”
Penanggap : “Nama saya Orion, saya akan menanggapi jawaban dari tim penyaji yang juga sambungan dari pernyataan sebelumnya. Dari kesalah komunikasian yang terlihat seharusnya pemerintah dan warga lebih menjalin komunikasi tersebut dan mempertimbangkan segala hal yang menjadi keputusannya.”
Moderator : “Baik, terima kasih atas tanggapan dan sanggahan yang telah disampaikan. Selanjutnya tim penyaji akan menjawab pertanyaan dari saudara Ahmad Muzahid. Pertanyaan tersebut akan dijawab oleh Tiara.”
Tiara : “Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudara Ahmad Muzahid yaitu mengenai faktor yang mempengaruhi peran WALHI. Jawabannya yaitu ada dua. Pertama faktor internal yaitu berupa dana, kualitas SDM, dan jangkauan program yang tidak terpenuhi. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu hubungan pemerintan dan LSM lainnya dengan warga Konawe Utara.”
Seorang penanggap mengacungkan tangan dan moderator memberikan kesempatannya.
Penanggap : “Dari pernyataan tersebut, seharusnya pemerintah lebih memperlihatkan keperduliannya dengan kualitas SDM di Konawe Utara bahkan di Indonesia ini. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan program-program latihan.”
Moderator : “Terima kasih kepada seluruh peserta seminar dan tim penyaji yang sudah melaksanakan seminar ini sehingga berjalan dengan baik. Dari materi seminar hari ini dapat memperoleh kesimpulan yaitu 1. Peran Wahana Lingkungan Hidup Sultra dalam Peningkatan Pegetahuan dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan Hidup di Kabupaten Konawe Utara, yang berupa Penerbitan dan distribusi Leaflet, Pemutaran Film, Pelatihan Simpul Hukum dan HAM, Pelatihan AMDAL Kijang, Pelatihan Penanganan Konflik, Diskusi Kampung, keseluruhan kegiatan WALHI ini memberikan manfaat sangat berarti dan dirasakan oleh masyarakat yang terdapat didaerah dampingan WALHI, Masyarakat semakin berani dalam pengambilan sikap untuk melindungi dan mempertahankan hak-hak mereka dari tangan yang tidak bertanggung jawab. WALHI sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup, telah berhasil dalam menjalankan program dan membantu masyarakat memberikan fasilitas guna peningkatan pengetahuan dan kapasitas masyarakat yang berda di daerah dampingannya.”
Moderator : “ Dengan penarikan kesimpulan tersebut, maka selesailah seminar kali ini. Terima kasih atas perhatian seluruh peserta seminar. Semoga apa yang kita bahas hari ini dapat dijadikan ilmu yang bermanfaat. Saya sebagai moderator mohon maaf jika ada kesalahan dalam berjalannya seminar ini. Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatu. Selamat Pagi.”
Seluruh peserta seminar kembali ke sekolah masing-masing dan seminar itu selesai.