Bagian Empat.
Mungkin Fay sudah lelah untuk memberikan perhatian ke Wisnu yang tidak pernah ia rasakan balasannya. Anak kecil itu kan mudah bosan. Sudah memasukin akhir Catur Wulan tiga. Hubungan pertemanan antara Fay, Wisnu dan Wawan yang dibumbuhi cinta monyet ini masih terjalin rapih.
Mungkin Fay sudah lelah untuk memberikan perhatian ke Wisnu yang tidak pernah ia rasakan balasannya. Anak kecil itu kan mudah bosan. Sudah memasukin akhir Catur Wulan tiga. Hubungan pertemanan antara Fay, Wisnu dan Wawan yang dibumbuhi cinta monyet ini masih terjalin rapih.
Minggu
lalu Fay masih suka membicarakan Wisnu di depan Wawan ketika mereka pulang
sekolah bersama. Satu hal, Wisnu tidak pernah pulang bareng Wawan dan Fay
karena Wisnu selalu pulang bersama Ibunya. Hari ini Fay sedikit berubah. Sejak
kemarin, hari Selasa, ketika Fay melihat Wisnu menarik hidung Pamela di kelas,
Fay mulai sedikit terlihat ill feel terhadap Wisnu.
Hari
ini Fay dan Wawan kembali pulang bersama. Fay mulai menceritakan dirinya yang
sudah kesal dengan Wisnu yang selalu mengabaikan perhatiannya. Dasar anak
kecil.
“Aku
udah males deh Wan sama Wisnu. Dia cuek-cuek banget sama perasaan aku. Kita
udah mau selesai TK kan, mau ke SD, masa si Wisnu masih gak suka sama aku sih?
Emangnya aku gak cantik apa? Kata Ibu aku, aku cantik banget. Lucu juga.
Menurut kamu begitu kan? Ah iya, pasti menurut kamu gitu. Kamu kan suka sama
aku. Aku cuma mau dibilang cantik lagi sama Wisnu. Tapi Wisnu nya begitu.” Fay
menggerutu.
“Yauda
Fay kamu jangan kayak bego gitu dong. Kalau Wisnu kayak gitu sama kamu ya suka
sama yang lain aja. Kayak aku gitu yang suka sama kamu. Kamu malah cuekin aku
juga. Emangnya aku gak ganteng ya? Masih gantengan aku tau Fay dari pada Wisnu.
Liat deh muka aku. Aku ganteng tau.”
“Ih,
engga! Gantengan Wisnu kemana-mana Wan. Kamu mah jelek. Item gitu kamunya.
Kalau Wisnu kan putih, tinggi lagi. Kamu mah pendek, Wan.”
“Ah
seterah kamu deh. Kamu jadi main ke rumah aku kan? Nanti kita main Nintendo.
Kemarin ayah aku baru beli Nintendo buat aku mainin.”
“Tuh
kan, gimana kamu mau pinter? Kamu main mulu. Orang mah sekali-sekali belajar
dong, buka buku terus kayak aku.”
“Gak
mau, aku mah mau main aja. Belajar mah capek udah di sekolah. Ngapain belajar
mulu sih?”
“Ya
kan biar pinter.”
“Kan
ada kamu yang suka ngajarin aku sama Wisnu, jadi aku males lagi belajar. Eh,
udah jadi ya ke rumah aku. Aku temenin kamu ganti baju dulu nanti kita
bareng-bareng ke rumah aku buat main game. Ya, Fay?”
“Iya,
Wan. Aku kasian sama kamu. Hehe yauda aku masuk dulu, kamu tunggu di bangku
situ ya. Aku mau ganti baju dulu. Sebentar kok.”
“Oke
deh, Fay. Aku minta minum ya sekalian.”
Fay
masuk ke rumahnya dan mengambilkan sebotol minum untuk Wawan yang menunggunya
di depan. Fay dengan cepat mengganti seragam TK berwarna oranye itu dengan
celana santai pendek dan kaos lengan pendek. Dengan cepat ia meminta Ibunya
untuk menguncirkan rambutnya di sisi kanan dan kiri kepalanya. Dihiasi juga
dengan jepitan bergambar Barbie di masing-masing ikatan. Dengan poni depan
sesuai gayanya.
“Fay
main dulu ke rumah Wawan ya, Bu.” Kemudian mereka berdua jalan ke rumah Wawan.
Di
perjalanan mereka, mereka bertemu dengan Wisnu yang saat itu lewat dengan
diboncengi di jok motor belakang oleh bapaknya. Wisnu yang hanya lewat
berteriak, “Fay sama Wawan pacaran. Yeeee!!!”
Kemudian
ejekan itu belanjut sampai mereka keluar dari taman kanak-kanak dan melanjutkan
ke SD. Mereka masuk SD yang berbeda. Sesekali ketika mereka sudah di Sekolah
Dasar mereka bertemu, Wisnu masih suka mengejek Fay yang dianggapnya pacaran
dengan Wawan. Walaupun, memang sekarang diantara mereka bertiga, hanya Fay dan
Wawan yang semakin dekat. Fay suka ke rumah Wawan hanya untuk sekedar main
Nintendo dan cerita tentang Wisnu atau orang lain lagi yang disukai Fay. Tapi
hubungan mereka masih saja dalam status berteman.