“Nak, kamu hati-hati ya! Jaga diri kamu baik-baik. Jangan
sering keluar malem! Kalau ada apa-apa jangan lupa telpon Ibu. Pokoknya kamu
harus kabarin apapun ke Ibu, jangan lupa! Jangan telat makan! Jangan lupa minum
vitamin! Terus jangan lupa kamu untuk selalu simpen foto keluarga di kamar
kamu. Jangan lupa selalu rapihin kamar kamu! Bersikap ramah sama temen-temen
kamu! Pokoknya sekali lagi kamu jangan lakuin hal yang aneh-aneh!” kemudian Ibu
menghela nafasnya.
“Udah Bu ngomongnya?” ucapku sambil tersenyum kecil.
“Kok kamu begitu si Flo?”
“Habisnya Ibu ngomong terus, kayak aku mau pergi kemana aja.
Padahal kan kemarin waktu aku ikut pertukaran pelajar saja Ibu gak segininya
banget.”
“Ibu gak tau Flo kenapa Ibu begini?! Kayak akan lama gitu
ditinggal kamu.”
“Yauda, Ibu tenang aja. Flo disini baik-baik saja kok”
balasku menenangkan hati Ibu.
***
Malam
pertama menjadi anak kos tidak seburuk yang aku kira sebelumnya. Semua orang
disini sungguh ramah dan baik. Mereka selalu membantuku dan memberitahu segala
hal yang berlaku disini. Mulai dari sarapan pagi hingga kebiasaan aneh ketika liburan.
Ibu kos ini bernama Hani, beliau lebih suka dipanggil Tante Hani. Tante Hani
ini seorang janda, suaminya meninggal sejak 10 tahun yang lalu, awal adanya
rumah kos ini. Tante Hani memiliki seorang anak perempuan bernama Aulia Sufi,
dia sudah berkeluarga, dan anaknya ini sudah 5 tahun berpindah domisili menjadi
Warga Negara Amerika Serikat. Kabarnya, karena cintanya Tante Hani terhadap
Indonesia dan Almarhum suaminya, maka Tante Hani tidak ikut anaknya pindah ke
luar negeri.
Bicara
mengenai orang-orang yang tinggal di rumah ini, ada dua orang perempuan yang
usianya lebih tua dari aku. Pertama namanya Widya, dia ini mahasiswi semester 7
di salah satu universitas swasta terkenal juga di kota ini. Kedua Alfia, Kak
Alfia juga masih berstatus mahasiswi, dia masih kuliah semester 3 di salah satu
Sekolah Tinggi jurusan Public Relation. Kak Alfia memang sejurusan sama aku,
tapi dia tipikal orang yang kurang bersahabat. Jadi agak sulit nampaknya untuk
meminta pendapat sama dirinya. Ada satu lagi perempuan yang kamarnya di sebelah
kamar aku, namanya Seriana Dwitari. Dia mahasiswi semester 1, sama seperti aku.
Agak
sedikit kaku, malam itu kami makan malam bersama di satu meja. Ada 4 perempuan,
termasuk aku dan juga Tante Hani. Dan 2 orang laki-laki. Nah dua laki-laki ini
adalah penghuni kamar kos Tante Hani juga. Tapi kamar mereka ada di bagian
belakang rumah. Yang lokasi bangunannya terpisah dengan rumah kos inti. Mereka
bernama Kevin dan Raffi. Kak Kevin ini yang paling tua di antara anak kos Tante
Hani. Dia sudah kerja dan sukses dengan pekerjaannya di salah satu perusahan
milik Negara. Sedangkan Kak Raffi masih kuliah di universitas yang sama
denganku dan satu fakultas dengan Dhika.
Dhika.
Sejak hari itu, ia masih tidak menghubungiku. Bahkan sesekali aku bertemu
dengannya di kantin kampus, tapi dia selalu menghindar. Entah kenapa sahabatku
yang satu ini masih tidak mau melupakan semua hal yang sudah terjadi dan
sepantasnya dilupakan. Entahlah. Mungkin belum waktunya.