Sekarang sudah di penghujung bulan Agustus. Aku sudah mantap akan bekerja dimana. Salah satu perusahaan milik pemerintah telah menetapkan aku sebagai pegawainya. Berkah di akhir bulan. Aku pulang dari warung internet dan segera mengabarkan kedua orang tuaku. Kabar baik ini, jelas membuat mereka sujud syukur.
Satu September, aku bersegera pergi ke tempat dimana aku akan mulai mempersiapkan kelengkapan dokumenku sebagai pegawai baru. Pagi-pagi sekali aku sudah sampai di kantor berlantaikan 27. Aku duduk di lobby yang sangat luas dan elegan, menunggu pembimbingku datang.
Aku mengambil smartphoneku dan mengabari beberapa orang. Mereka adalah Mama, seseorang yang sudah hampir satu tahun dekat denganku, dan kamu. Kamu cepat sekali membalas chatku itu.
"Oke, besok malam kita jalan deehh." Kata aku ke kamu ketika kamu meminta traktiran dari aku karena aku sudah mendapat pekerjaan sesuai dengan impianku.
"Besok gue masih ada kerja shift siang. Kalaupun mau jalan ya setelah gue pulang. Sekitar jam 11 malam, lo mau?"
"Aduh itu kemaleman. Gue kan besoknya kerja hari kedua."
"Yauda gimana kalau hari Rabu?"
"Oke fix."
Pada akhirnya, kencan pertama kita di hari Rabu.
Hari itu aku tidak mulai kerja. Aku hanya melengkapi dokumen sebagai pegawai, membuat id card, mengurus absensi, mengambil seragam, dan kemudian sosialisasi pertama ke divisi.
Hari pertama aku kerja, 2 September, aku diberikan setumpuk kebijakan pemerintah yang berlaku disini. Aku harus membaca berlembar-lembar kebijakan tersebut. Kalau ada yang kurang aku mengerti, aku diwajibkan bertanya ke kepala divisi. Tidak sulit, namun juga tidak mudah. Cukup membuat aku penat. Sore harinya, seseorang yang sudah dekat denganku selama satu tahun itu datang menjemput. Kami pergi untuk makan malam bersama dan menonton film di bioskop yang memang sedang ramai dibicarakan. Kamu, tiba-tiba menelpon dan membuat aku panik. Kamu adalah rahasia di depannya.
Malam itu usai, seperti malam-malam sebelumnya dengan dia. Berkesan, tapi sudah biasa. Ya, sebab sudah berjalan hampir satu tahun.
Hari kedua aku bekerja, hari yang aku tunggu-tunggu. Sebab, akan ada kamu di dalamnya. Namun, entah kenapa hari ini justru terasa lama, "ya Tuhaaaan, kalau mau kasih waktu yang panjang untuk aku lewati, mohon nanti malam saja".
Seharian jantungku berdegup sangat kencang. Nafasku menggebu untuk meredakan degupan tersebut.
Melihat apa yang dilihat. Memikirkan apa yang terlintas. Menulis apa yang ingin ditulis.
Minggu, 06 September 2015
Langganan:
Postingan (Atom)
Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV
Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...
-
Contoh dialog MAKING REQUEST jangan lupa mampir ke -> http://mymudarsih.blogspot.com/search/label/CERPEN yaaa (´ ⌣ `ʃƪ) thank youuu...
-
S a t u d a ri se j u t a c e r i t a Guys, gue pernah ngebahas kan tentang kelas yang pernah gue singgahin di SMA ini. Yaa .. yang gu...
-
Ass. Yang terhormat Ibu kepala sekolah, Yang terhormat Bapak/Ibu guru panitia pendamping acara pelepasan kelas XII tahun 2010/2011. serta...