Melihat apa yang dilihat. Memikirkan apa yang terlintas. Menulis apa yang ingin ditulis.
Jumat, 03 Januari 2014
Random, Kadang Hati Pun Bingung
Terlalu banyak laki-laki yang membuat hari-hariku berwarna belakangan ini.
MIKE, laki-laki ini ketika permainan dimulai berperan sebagai seseorang yang menjalin hubungan khusus denganku. Pacarku. Pacar yang sudah melewati sembilan belas kali monthversarry. Dari sembilan belas bulan, hanya empat bulan pertama aku merasakan bahagia seperti milik dia. Setelah itu, aku tau sifat aslinya dia. Dia tidak lebih dari laki-laki yang mementingkan teman-temannya dibandingkan perempuan yang menurut dia adalah kekasih hatinya. Dia tipikal laki-laki yang lebih senang sendiri. Entah apa motivasi dia memacariku. Tapi yang pasti, menurutnya seharian tanpa aku bukanlah masalah. Itu membuatku frustasi di dua bulan ini.
EDWARD, laki-laki ini mulai konstan mengobrol denganku lewat aplikasi blackberry messanger setelah kami memang mempunyai kepentingan khusus. Mulai lebih dekat setelah aku ditinggal Mike pergi. Aku banyak cerita tentang Mike padanya. Kemudian berlanjut pula dia yang bercerita tentang hubungan ppercintaan dengan kekasihnya hingga berujung mantan kekaasih. Kemudian aku menjadi saksi ketika dia mencoba mencari tambatan hati baru yang pada akhirnya dia memang sangat selektif hingga bergonta-ganti dekat dengan perempuan. Kemudian, aku putus dengan Mike dan tak lama dari itu dia pergi untuk kepentingan studinya dalam jangka waktu yang cukup lama.
JACOB, laki-laki ini memang sudah hadir ketika aku mulai jatuh hati dengan Edward namun belum menyelesaikan hubungan dengan Mike. Dia kembali setelah sekian lama aku tak melihatnya. Kemudian aku lebih dekat dengan dia ketika Edward pergi dan Mike sudah lepas dari hidupku. Kemudian berlanjut dekat dan sangat dekat hingga menjalin hubungan tanpa status. Namun, tetap saja, hubungan ini menyiksa aku. Karena aku tidak bisa melakukan apapun ketika aku tau, dia laki-laki egois yang mempermainkan hubungan dengan beberapa perempuan.
Di malam-malam terakhir di akhir tahun ini, Mike sudah pergi entah kemana dari kehidupanku. Edward, masih berada di jarak yang cukup jauh dan masih sulit untuk aku raih. Jacob, masih hadir mengisi kekosongan hati namun dengan keegoisannya. Entah bagaimana semua ini berakhir. Mungkin, Edward akan menjadi pilihan yang terbaik nantinya setelah dia kembali.
MIKE, laki-laki ini ketika permainan dimulai berperan sebagai seseorang yang menjalin hubungan khusus denganku. Pacarku. Pacar yang sudah melewati sembilan belas kali monthversarry. Dari sembilan belas bulan, hanya empat bulan pertama aku merasakan bahagia seperti milik dia. Setelah itu, aku tau sifat aslinya dia. Dia tidak lebih dari laki-laki yang mementingkan teman-temannya dibandingkan perempuan yang menurut dia adalah kekasih hatinya. Dia tipikal laki-laki yang lebih senang sendiri. Entah apa motivasi dia memacariku. Tapi yang pasti, menurutnya seharian tanpa aku bukanlah masalah. Itu membuatku frustasi di dua bulan ini.
EDWARD, laki-laki ini mulai konstan mengobrol denganku lewat aplikasi blackberry messanger setelah kami memang mempunyai kepentingan khusus. Mulai lebih dekat setelah aku ditinggal Mike pergi. Aku banyak cerita tentang Mike padanya. Kemudian berlanjut pula dia yang bercerita tentang hubungan ppercintaan dengan kekasihnya hingga berujung mantan kekaasih. Kemudian aku menjadi saksi ketika dia mencoba mencari tambatan hati baru yang pada akhirnya dia memang sangat selektif hingga bergonta-ganti dekat dengan perempuan. Kemudian, aku putus dengan Mike dan tak lama dari itu dia pergi untuk kepentingan studinya dalam jangka waktu yang cukup lama.
JACOB, laki-laki ini memang sudah hadir ketika aku mulai jatuh hati dengan Edward namun belum menyelesaikan hubungan dengan Mike. Dia kembali setelah sekian lama aku tak melihatnya. Kemudian aku lebih dekat dengan dia ketika Edward pergi dan Mike sudah lepas dari hidupku. Kemudian berlanjut dekat dan sangat dekat hingga menjalin hubungan tanpa status. Namun, tetap saja, hubungan ini menyiksa aku. Karena aku tidak bisa melakukan apapun ketika aku tau, dia laki-laki egois yang mempermainkan hubungan dengan beberapa perempuan.
Di malam-malam terakhir di akhir tahun ini, Mike sudah pergi entah kemana dari kehidupanku. Edward, masih berada di jarak yang cukup jauh dan masih sulit untuk aku raih. Jacob, masih hadir mengisi kekosongan hati namun dengan keegoisannya. Entah bagaimana semua ini berakhir. Mungkin, Edward akan menjadi pilihan yang terbaik nantinya setelah dia kembali.
Bahagia Bersamamu
Entahlah, gua bingung~
Selalu kata itu yang aku dengar ketika aku mulai mempertanyakan tentang perasaan kamu ke aku.
Aku mulai dengan ketidakpedulian ketika kamu memberi sinyal-sinyal yang aku mengerti itu mungkin hanya sebuah guyonan. Ketidakpedulianku itu pun bukan hanya karena itu, saat itu aku masih memiliki seseorang yang membuatku gila karena bertahan dalam rasa sayang.
Aku juga tidak mengerti, mengapa semudah ini aku berpaling dari dia. Tapi yang pasti, ini semua karena kehadiran kamu.
Aku paham. Dari awal aku memutuskan untuk serius dekat dengan kamu, kamu tidaklah mudah untuk dibaca. Maka dari itu, aku rasa ini cukup untuk bersenang-senang.
Tapi, sayang, waktu itu tidak pernah bisa menjauhkan keadaan dengan perasaan. Waktu terus berjalan, sayang, merubah tiap keadaan hari demi hari. Merubah pula perasaan itu, dari tidak peduli menjadi peduli, dari bersenang-senang menjadi rasa nyaman, bahkan dari ketidakseriusan menjadi rasa sayang dan tak ingin kehilangan.
Saat ini, aku rasa aku hanya bingung. Aku mungkin hampir lelah membatasi dan menahan diriku untuk tidak benar-benar jatuh hati dan berharap sama kamu. Aku hanya ingin bahagia bersamamu ini bisa lebih dari sekarang. Sebagai perempuan normal, aku masih suka kepastian. Bukan kamu menjadi yang terbaik lah yang aku mau, tapi usaha kamu menjadi yang terbaik yang pasti akan membuat senyumku itu senatural mungkin aku lontarkan.
Kamu bahagia jika aku bilang aku kangen sama kamu, aku bahagia di samping kamu, aku senang dimanja sama kamu. Percayalah, sayang, tulus dalam hati aku pun ingin kamu mengatakannya. Mengatakan seperti aku satu-satu nya yang kamu inginkan. Tanpa ada orang lain yang bisa bahagia di samping kamu. Hanya itu.
Kamu, yang terbaik buat aku. Aku bisa buat itu, kita bisa mewujudkannya. To be the best for me enough to act not afraid to be the best.
Selalu kata itu yang aku dengar ketika aku mulai mempertanyakan tentang perasaan kamu ke aku.
Aku mulai dengan ketidakpedulian ketika kamu memberi sinyal-sinyal yang aku mengerti itu mungkin hanya sebuah guyonan. Ketidakpedulianku itu pun bukan hanya karena itu, saat itu aku masih memiliki seseorang yang membuatku gila karena bertahan dalam rasa sayang.
Aku juga tidak mengerti, mengapa semudah ini aku berpaling dari dia. Tapi yang pasti, ini semua karena kehadiran kamu.
Aku paham. Dari awal aku memutuskan untuk serius dekat dengan kamu, kamu tidaklah mudah untuk dibaca. Maka dari itu, aku rasa ini cukup untuk bersenang-senang.
Tapi, sayang, waktu itu tidak pernah bisa menjauhkan keadaan dengan perasaan. Waktu terus berjalan, sayang, merubah tiap keadaan hari demi hari. Merubah pula perasaan itu, dari tidak peduli menjadi peduli, dari bersenang-senang menjadi rasa nyaman, bahkan dari ketidakseriusan menjadi rasa sayang dan tak ingin kehilangan.
Saat ini, aku rasa aku hanya bingung. Aku mungkin hampir lelah membatasi dan menahan diriku untuk tidak benar-benar jatuh hati dan berharap sama kamu. Aku hanya ingin bahagia bersamamu ini bisa lebih dari sekarang. Sebagai perempuan normal, aku masih suka kepastian. Bukan kamu menjadi yang terbaik lah yang aku mau, tapi usaha kamu menjadi yang terbaik yang pasti akan membuat senyumku itu senatural mungkin aku lontarkan.
Kamu bahagia jika aku bilang aku kangen sama kamu, aku bahagia di samping kamu, aku senang dimanja sama kamu. Percayalah, sayang, tulus dalam hati aku pun ingin kamu mengatakannya. Mengatakan seperti aku satu-satu nya yang kamu inginkan. Tanpa ada orang lain yang bisa bahagia di samping kamu. Hanya itu.
Kamu, yang terbaik buat aku. Aku bisa buat itu, kita bisa mewujudkannya. To be the best for me enough to act not afraid to be the best.
Langganan:
Postingan (Atom)
Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV
Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...
-
Contoh dialog MAKING REQUEST jangan lupa mampir ke -> http://mymudarsih.blogspot.com/search/label/CERPEN yaaa (´ ⌣ `ʃƪ) thank youuu...
-
S a t u d a ri se j u t a c e r i t a Guys, gue pernah ngebahas kan tentang kelas yang pernah gue singgahin di SMA ini. Yaa .. yang gu...
-
Ass. Yang terhormat Ibu kepala sekolah, Yang terhormat Bapak/Ibu guru panitia pendamping acara pelepasan kelas XII tahun 2010/2011. serta...