Sabtu, 01 Februari 2014

Untitled-



Tak ingin membohongi perasaan ini. aku memang suka, bahkan sayang. Sayang melebihi seorang teman. Ingin hati memilikinya. Namun, memang sulit mewujudkannya.

Aku memanglah bukan manusia sempurna yang mampu meraih cintanya. Aku menyayanginya tulus dari hatiku. Mungkin, aku bisa bicara bahwa aku tegar, aku dapat menerima semua keputusan yang ia cetuskan. Tapi aku pun tak ingin munafik. Aku sedih. Apapun yang ia lakukan aku ingin mengetahuinya.

Bantu aku menerima semua ini…

Aku ingin dia menjadi milikku selamanya, jika itu suatu hari nanti…

-revisi: 14 November 2010-

Maaf, Aku Jatuh Cinta Kamu. Teman.



Akhirnya kini dapat aku rasakan. Betapa merintis hati ini mendengar kabar buruk itu. Sesungguhnya itu kabar yang membahagiakan. Namun, cukup menyakiti hati ini.

Hujan pun datang. menandai betapa terlukanya hati ini. mungkin, ia sedang bersenang disana. Tetapi aku menangis karena merasa tersakiti.

Sejak awal, memang ini salahku. Mengkhianati arti sebuah pertemanan. Namun, apa dayaku. Ketika cinta itu datang. seandainya kamu tau, rasa ini sungguh sangat menyakiti. Tiada arti hanya sebuah luapan emosi. Hidup ini serasa hampa, ketika cerita hanya tinggal sebuah kenangan.
Benar-benar salahku. Terlalu mempercayai apa yang kamu katakan. Terlalu sulit untuk aku lupakan. Dan kini aku hanya mampu menyesali dan menangisi.

-revisi: 14 November 2010-

Terima Kasih

Aku gak suka perpisahan.

Aku gak pernah mau hal ini aku ungkapkan. Aku bahkan masih kuat dengan pendirianku untuk mempertahankan ini. Percayalah, aku juga gak mau semua ini berakhir begitu aja. Tanpa aku, kita, saling bicara, saling mengungkapkan hal-hal yang semestinya kita bahas sejak lama. Aku juga masih mau berada di samping kamu, mendukungmu, memberi perhatian ke kamu, mendoakanmu, melihatmu dengan impian kamu yang akan mulai kembali kamu perjuangkan. Aku masih ingin mengucapkan selamat dengan kata spesial sebagai orang spesial. Aku juga ingin kamu lihat aku melambaikan tangan mengucapkan 'hati-hati' dan 'jangan lupa hubungi aku ya'. Jujur, aku masih menginginkan semua itu. Saat dimana mungkin hubungan ini terasa sangat spesial dan penuh dengan lebih dari sekedar kata romantis. Dimana kita saling mendukung dan saling mendoakan. Aku menginginkannya.

Tapi perlu kamu tau, semua keinginan itu sudah terkikis. Sudah rapuh. Sudah terhapus. Ketika aku merasa sudah lelah bertahan. Ketika aku sudah tidak kuat menahan air mataku agar gak keluar. Ketika aku sudah berhenti berfikir normal. Semua itu keluar dari mulut, dari hati, dari pikiran begitu alaminya. Tanpa sedikit pun terlintas segala keinginan itu. Mungkin benar, aku sudah sangat lelah hingga aku sakit hati dan benar-benar merasakan kekecewaan atas sikap kamu kali ini. Yang sebenarnya diperkuat juga dengan kekecewaan-kekecewaan lainnya yang sudah terpendam sejak lama. Yang selalu saja aku tutupi dengan kata 'yaudalah, semua akan baik-baik saja kok'. Ketika sekarang, aku rasa semua sudah mencapai puncaknya, aku sendiri yang meruntuhkan pertahananku. Dan terakhir, aku hanya bisa mengucapkan terima kasih. Ternyata aku bukan perempuan yang kuat dan pandai, yang mungkin seharusnya memilih untuk berbicara dengan apa adanya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang selalu kita bungkam ini. Ternyata aku adalah seorang perempuan yang lemah, rapuh, dan bodoh. Itu saja. Terima Kasih

Catatan Selanjutnya...

Sudah sejak hari Rabu, hari ini hari Senin. Artinya sudah 6 hari. Hujan tidak berhenti membasahi setiap malamku. Sedangkan sudah empat hari aku tidak bertemu dengannya.

Kamis lalu, aku pergi kencan dengannya. Sekedar ingin menghabiskan waktu seharian. Bahagia rasanya hari itu. Bagaimana tidak? Aku seperti ada dalam satu judul sinetron remaja yang selalu aku tonton setiap jam tujuh malam. Berawal dari hal yang biasa seperti ia datang ke rumahku untuk menjemputku dan meminta izin kepada Ibuku. Kemudian menjadi cerita indah yang mengisi tiap cerita antara aku dan dia. Walaupun aku dan dia tidak memiliki kejelasan dalam status hubungan.

Hari itu aku kembali merasakan aroma tempat yang sudah aku rindukan beberapa bulan terakhir ini. Kemudian aku pergi ke tempat yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Tapi, di perjalanan selalu saja kita punya kisah sendiri. Entah, aku tidak bisa menjabarkannya. Terlalu indah.
Tapi setelah itu...
Empat hari aku harus menahan rindu tidak berjumpa dengan dia. Aku rindu saat dia di samping aku. Duduk dan bercerita. Sesekali mencubit pipiku. Kemudian memanjakan aku dan hatiku dengan tindakan-tindakannya yang memang membuat suasana nyaman selalu menyelimuti aku dengan dia.

Malam ini, hujan kembali menemani rindu aku yang belum bisa aku sampaikan padanya. Tapi, sudah dua hari ini aku hanya bisa bicara pada rintik hujan kalau aku merindukan kehadiran kamu. Aku harap, hujan menyampaikannya.

Hanya Mimpi...



Malam begitu sunyi, rintik hujan menemani. Langkah demi langkah ku tempuh meneteskan air mata. Tertunduk aku dalam kesedihan. Termenung aku dalam kesepian. Berharap ada yang datang dan membuat bibir tipis ini tersenyum.

Namun, semua hanya harapan kosong. Terlantun lagu indah mengingatkan aku akan dirinya. Tangan ini mulai terangkat dan tubuh ini mulai gemulai. Gerakan-gerakan indah pun aku ciptakan. Mata terpejam, ku bawa ke alam bawah sadar. Tubuh ini pun tak berhenti bergerak, menari indah bagaikan terbang ke langit. Kemudian berharap semua itu mampu menerbangkan segala beban pikiranku.

Tangan dan kaki ini tak henti bergerak gemulai dengan tempo selambat-lambatnya. Ditemani lagu indah yang mampu membuatku sedikit lebih tenang. Sekejab aku sadar, aku telah terbawa oleh indahnya sebuah kisah tiada arti. Kubuka mata sipit ini dan kembali aku menyadari, semua itu hanyalah MIMPI.

-14 November 2010-

Maaf, Aku Menangis



Menangis.
Itu yang dapat aku lakukan ketika aku mengingat sekian hari yang aku lewati bersamamu penuh kenangan. Walau hanya sebentar, tapi itu berharga bagiku.  Lantunan lagu yang pernah menjadi theme song kisah kita, hanya itu yang mampu menemaniku. Hadirmu kini mungkin hanyalah mimpi bagiku. Kau renggut tiap rasa yang ku punya. Namun, hanya menjadi kiasan dalam hidupmu. Tak pernah berarti dan tak akan pernah berarti. Cuap-cuap ocehanku hatiku pun sama sekali tidak membuatmu tersentuh.

Sedikit saja kamu menyentuh hatiku dengan segenap perasaanmu. Memberikan segala pengertian padaku agar aku dapat menerima ketidaksanggupan dirimu menerima aku dalam hidupmu. Romantislah, walau itu bertujuan untuk melupakan. Senyummu, indah suaramu, akan selalu terbayang olehku. Andai kamu tau, ingin sekali aku mengusap rambutmu, mencium tanganmu, menjadikan kamu seolah imamku. Masih mungkinkah? Aku hanyalah manusia biasa yang hanya mampu berharap dan tak pernah bisa berhenti bermimpi. Aku serahkan segala rasa ini untukmu. Kamu ku cinta, kamu memang yang aku cinta.

-14 November 2010-

Kamu yang kucinta, kemana aku harus melangkah?



Kamu berharga bagiku. Kamu mengajariku hal yang pernah aku sepelekan. Oleh karena itulah aku menghargaimu. Aku merindukan kamu yang dulu. Dulu sebelum kamu cetuskan kalau kamu suka aku. Dan aku dibawa pergi melayang dengan perasaanmu. Kemana kamu yang dulu? Aku mohon, kembalilah. Berikan aku setetes kasih sayangmu. Walau itu hanya sekedar teman. Kamu yang kucinta, kemana aku harus melangkah?

-14 November 2010-

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...