Jumat, 31 Mei 2013

Kertas Kotor

Terpaku pada secarik kertas kotor. Dhika melihat Debby. Kertas dekil itu ia genggam dengan penuh kekecewaan. Wajahnya yang tampan sekaligus manis, yang selalu aku lihat dengan mimik kepolosan dan kebahagiaan kali ini nampak menahan segala penyesalan dan rasa bersalah. Dia terdiam di bawah pohon paling rindang di tempat ini. Termenung di pinggir kolam ikan penghias taman.

"Haruskah ada kata Menjaga Perasaan yang kemudian dijadikan ancaman dalam hubungan? Kalian menganggapku sebuah hal yang kalian takuti. Supaya aku gak patah hati katanya. Tapi kenapa orang lain berkata, 'itu seperti ancaman. Bukan penghormatan.' Lelah, ketika aku harus bersembunyi dalam ketulian dan kebutaan. Mengalihkan dengan mencoba mencari perhatian dengan orang lain. Bukankah itu gak baik? Bertingkah gila untuk menutupi kesedihan. Kamuflase. Kenapa harus dipertahankan?"

"Apakah kita harus selalu membentengi diri kita untuk menutupi semua hal yang kita rasakan? Mencoba menunjukan 'Semua Baik-Baik Saja' untuk menutupi segala kebosanan yang sudah lama harus hilang. Kamuflase. Kenapa harus dipertahankan?"

"Di setiap tatapan muka, tak ada satu hati pun mengalah untuk berkata apa adanya. Selalu saja bertengger pada kebingungan. Ketidakmengertian dan kepura-puraan. Mencoba melontarkan hal-hal yang tidak berkesinambungan dengan apa yang diinginkan. Bahkan, dua pasang mata ini tidak dapat saling bicara. Kamuflase. Kenapa harus dipertahankan?"

"Aku hampir puncakku dalam kegilaan. Aku cukup lelah untuk memikirkan segala hal. Kamuflase. Dan aku mengatakan, semua ini selesai. Ketika aku terapi, aku menyadari, hanya aku yang berjuang disini, berbicara, mengambil alih. Dan bukan kata kita."

Kemudian ia melipat kertas kosong itu dan memasukkannya dalam dompetnya. Tidak dapat lagi Dhika bertanya apa maksudnya, karena Debby, Debby pergi untuk mengejar mimpinya. Dan Dhika, Dhika harus melupakan segalanya.

When We Try To Understand "What Is Love?"




 

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...