Jatuh cinta sama kamu itu
spesial.
Kamu tau gak kenapa? Soalnya, aku
jatuh cinta sama kamu melalui mimpi indah.
Kamu tau juga gak mimpi indahnya
seperti apa? Waktu aku merasa sendiri tanpa ada seorang teman dan waktu itu
juga gak ada satu sosok laki-laki yang hadir dengan membawakan aku banyolan
yang bisa membuat aku terbayang dan tersenyum tanpa alasan ketika aku bengong.
Waktu hari-hari yang aku jalani hanya dengan buku dan berlembar-lembar kertas
foto kopi. Kemudian kamu datang dengan alasan kamu mau mengadakan reuni akbar
untuk SMA kita tapi kamu malah menghubungiku setiap hari dengan topik yang
lain.
Terus kamu akan bertanya lagi
bukan? Apa yang membuat aku tersenyum tanpa alasan ketika aku bengong? Kamu
ingat gak waktu kamu bertanya melalui pesan singkat yang kamu kirim malam itu?
Kamu bertanya “Sudah punya pacar lagi belum?” dan kemudian aku menjawab “Masih
sendiri saja, sibuk dengan tugas kuliah yang banyaknya kayak rakyat Indonesia
yang selalu menambah”. Lalu kamu bertanya kembali “Kenapa gak cari pacar? Untuk
sekedar tempat curhat kalau lagi lelah sama tugas kuliah atau teman jalan
ketika suntuk dengan tugas kuliah” dan aku menjawab “belum ada yang nyangkut di
hati, belum ada yang sanggup bikin tersenyum tanpa alasan lagi”. Kemudian aku
terkejut ketika kamu mengeluarkan kalimat “baiklah kalau gitu senyum tanpa
alasan itu akan gue munculkan lagi”
Kamu mau tau gak selain aku
terkejut, aku merasakan apa? Dan kemudian apa yang aku lakukan setelah aku
terkejut membaca pesan singkat kamu itu? Harusnya saat itu kita berbincang
melalui skype, supaya kamu tau mimik wajahku yang malu-malu ini. Tapi terus
terang saja, saat itu senyum tanpa alasan datang lagi. Malam hari, walaupun
hujan, walaupun playlist yang terputar lagu galau, tapi hati ini bahagia. Sangat
bahagia. Setelahnya semalaman aku gak bisa menutup mataku. Walaupun aku tidak
sedang sms-an sama kamu, tapi aku tidak sekalipun menutup mataku. Aku mencari
foto kamu di folder SMA laptopku. Ternyata aku kangen juga sama kamu. Sudah
satu tahun lebih kita gak bertemu. Seandainya aku berani menekan tombol “Send”
pada ponselku, mungkin aku akan cepat bertemu kamu.
Ingatkah kamu saat kamu
menelponku dan mengajakku jalan? Saat itu aku lagi di kampus, bersama
teman-teman sepergunjingan. Aku juga gak menyangka kamu menelponku siang itu.
Kamu bilang kamu sudah di depan kampusku dan mau mengajakku nonton Film di
bioskop. Walaupun kamu masih bingung saat itu mau nonton apa. Aku pikir sih
kamu hanya alibi saja untuk bertemu aku. Ya kan? Tapi pada akhirnya aku bertemu
kamu dan kita nonton berdua. Nonton film bergenre romantis pula.
Dan lihatkah kamu saat adegan
romantis di film itu kamu menoleh ke arahku ketika aku juga sedang menoleh ke
arahmu kemudian aku menunduk karena malu? Kalau boleh tau, apa yang kamu rasain
ya saat itu? Sayangnya kamu gak menjabarkannya saat itu juga kan? Kamu hanya
melihat aku yang salah tingkah saat itu juga. Haha aku memang salah tingkah.
Perjalanan kita bergitu cepat
bukan? Kenapa kamu ambil keputusan dengan cepat? Makan malamnya indah banget loh.
Di restoran yang sepi dan di meja kita terdapat satu lilin bentuk hati menghiasi.
Dengan suara lagu-lagu cinta juga yang mengiringi. Kamu menyatakan cinta
kepadaku di kencan kita yang kedua. Setelah minggu lalu kamu mengajakku nonton.
Aku gak pernah menyangka kamu menungguku putus dengan mantanku yang terakhir.
Aku juga gak pernah menyangka kalau kamu sering memperhatikan aku di kelas.
Kamu selalu baik sama aku dan aku mengartikannya biasa. Kamu berikan aku satu
gelang cantik yang ada ukiran namaku pula sebagai hadiah pertemuan kembali ini.
Lalu kamu menyuruh pelayan itu memberikan aku makanan kesukaanku yang sama
sekali aku gak pernah beritahu kamu tapi kamu mengetahuinya begitu saja. Jujur
aku terkesan dan bahagia, seperti ratu sejagad semalam dan kamu rajanya. Ini
terlihat bahagia bukan? Lalu kamu meminta aku menjawab pertanyaan kamu yang
berbunyi “Do you want to be my girlfriend?” tapi aku gak langsung menjawab, aku
tersipu dan aku tersenyum. Kemudian aku berpikir sejenak saat itu untuk
memberikan kamu satu pertanyaan.
Kamu mau tau gak wajah kamu
seperti apa saat aku mengajukan pertanyaan di malam saat kamu menyatakan cinta
sama aku? Kamu itu seperti udang rebus, merah. Tapi aku melihat senyum
keyakinan di wajah kamu. Makanya aku percaya kamu akan memahami apa yang aku
mau. Pertanyaan itu memang sudah aku pikirkan sejak kedekatan kita kembali.
“Apakah kamu benar-benar serius dengan cinta kamu? Kita sudah memasuki waktu
serius.” Lalu kamu diam, duduk, aku mendengar kamu berdoa, kemudian dengan
kepercayaan diri kamu, kamu menjawab pertanyaan aku, “aku serius, karena aku
juga tidak ingin lagi main-main. Aku telah meyakinkan perasaan ini untuk
bersikap dewasa. Karena mengumpulkan nyali selama empat tahun sepuluh bulan
untuk menyatakan perasaan ini kepadamu bukanlah sebuah omong kosong.”
Sekarang, sesuai janjiku dua hari
lalu, malam itu, di restoran, aku akan menyampaikan apa yang aku inginkan.
Sejak kamu menghubungiku kembali dan aku memahami maksud kamu. Aku sudah
menyiapkan jawaban jika kamu menyatakan cinta padaku. Aku menjawab “Simpan
hadirmu untuk masa depanku”