Rabu, 07 November 2012

Tentang Si Strong (temen gue)

                Ini cerita tentang teman saya, saya berteman dengan dia sudah 2 tahun lebih. Dia ini perempuan, tomboy, suaranya itu loh yang ‘WOW’ banget kalau teriak. Sebutlah nama dia Tina. Hihi :D kayak tooh perempuan di film-film Bollywood yah? Tapi, gak dong. Gak mungkin ceritanya seperti film-film Bollywood. Hahaha :D
                Singkat saja, ketika kami bersama-sama di kelas 12, tepatnya ketika sudah detik terakhir masa SMA lah. Si Tina ini merasakan masa PDKT atau Pendekatan dengan seorang cowok. Cowok itu juga saya kenal sejak kelas 2, karena dia begitu akrab dengan anggota organisasi sekolah yang cowok pastinya. Ya saya kasih nama Anam. Nah, disini pertama kali deh kasus lucu ini membuat saya geregetan.
                Saat itu, Tina dan Anam memang menjalin hubungan yang sangat deat. Bahkan Tina sering menceritakan tentang kedekatan mereka itu sudah sampai di keluarga Tina. Ya, deket bangetlah untuk hubungan tanpa status (HTS) itu. Tapi, ya itu dia. Hanya hubungan tanpa status.
                Alasan Anam yang waktu itu diceritakan Tina sama saya adalah… “tidak mau pacaran sebelum diterima di PTN” yap… okelah itu sedikit… lebih baik mungkin. Faktanya, disisi lain. Mantan dari Ana mini, tiba-tiba mencoba mendekati Anam lagi. WOW… hahaha :D Naaaah, inilah lucunya yang sampai geregetan. Mantan dari Anam sudah lama memasang status “in relationship” dengan seseorang yang saya juga gak tau itu siapa. Siapa peduli juga ? tapi… mantannya ini (ya sebutlah namanya Tika) mulai mendekati Anam, yang sebenernya saat itu sedang menjalin hubungan dekat tanpa status dengan temen saya, Tina. Jelas dong itu si Tika nyebelinnya bukan main? Secara, dia sudah punya pacar gitu, kenapa masih ganggu mantannya yang sedang dekat cewek lain. Keliatan maruknya kan? Gak mau kehilangan cowok? Iyuuuuh :p
                Kasihannya, tadinya saya mau mengucapkan itu untuk Tina, tapi, yang semestinya diberi ucapan itu si Tika. Yasudahlah, kasihannya si Tika ini terus saja bertingkah seperti cewek yang gak punya harga diri. Terlihat jelas di setiap status yang dia update di jejaring social. Dan itu… mengganggu aktivitas saya di jejaring social itu. Huh >.< Tika Tika :D
                Sekarang, temen saya yang bernama Tina ini sudah mulai tidak menjalin hubungan dan bahkan sudah jarang berkomunikasi dengan Anam. Jelas, teman saya ini laris manis di kampusnya. Banyak cowok yang senang berteman dengan Tina. Ya mungkin karena faktor tomboy yah, bukan karena Tina ini genit. Sorry, teman saya gak mungkin genit sama cowok orang.
                Bicara dengan genit sama cowok orang, nyambung nih sama pengalaman Tina selanjutnya.
                Sejak Tina gak berhubungan dekat lagi sama Anam, kemudian Tina juga pandai bergaul dengan teman-teman baru di kampusnya, Tina juga mendapatkan teman dekat baru. Banyak sekali (menurut cerita Tina). Saya saja sampai iri, ingin sekali dikenali dengan salah satu teman cowoknya itu. Hahaha :D
                Dari sekian banyak yang deketin, Tina hanya kecantol sama seorang cowok. Naah, cowo ini Tina kasih tau saya dari foto. Katanya sih mirip salah satu vokalis band (memang benar), bandnya pun salah satu band yang saya sangat sukai. Hehehe :p
                Lama Tina gak pernah cerita sama saya. Eh akhirnya dia cerita ketika dia malah sudah putus dengan cowok itu. Apa? Sudah putus? Kapan jadiannya? Hahaha :D
                Yaa beberapa hari yang lalu Tina jadian sama cowok itu. Ternyata eh ternyata. Ketika Tina jadian sama cowok itu, ada cewek genit yang ganggu hubungan mereka yang baru berjalan 3 hari, dan berakhir putus.
                Cerita Tina nih. Jadi cewek lainnya itu, ya panggilannya siapa ya? Diva aja deh. Anggaplah tuh cewek namanya Diva. Nah si Diva ini emang awalnya suka sama cowoknya Tina itu. Yang ini namanya siapa ya? Aray deh. Haha :D nah si Diva emang awalnya suka sama Aray, tapi sayangnya Diva ini sudah bertunangan sama seorang cowok gitu. Yooo sudah tunangan? Masih mau ngejar cowok lain? Mending tunangannya gue ambil saja ya :D *abaikan*
                Okehnih, suka kan? Diva lepas nih si Aray, karena ingat dengan tunangannya. Selain itu, Diva juga punya gebetan lain. Alamaaaak?? Perempuan macam apa ini? Napsu banget ya sama cowok. Hahahaha :D *sudah sudah -.-
                Diva melepas Aray, mulai si Tina mendekati Aray. Aray merespon sip, jadian deh sama Tina. Pas jadian sama Tina, ini si Diva datengin si Aray lagi nih. Kacau bukan? Tina, diem saja. Sampai mana Diva berani bermain api. Tunggu saja. Tunggu sampai Tina sakit hati? Huh enak saja! Tapi benar, Tina keburu putus dan sakit hati sama Aray dan Diva. Naah, malam itu, saya diberi tugas oleh Tina untuk manas-manasin Diva, via jejaring social nih. Seru nih. Saya mulai deh perbincangan antara saya, Tina, dan Diva. Perang dingin. Hahaha :D sampai akhirnya Diva mengajak Tina ketemuan di kampusnya, katanya ingin membicarakan sesuatu. Hihihi ya sudah, sampai sini lah. Mungkin si Diva berasa kali ya sudah menyakiti temannya sendiri. Padahal kata Tina, dia dan Diva itu memang sangat dekat di kampus. Nah, jahat bukan si Diva?
                Kalau begitu, urusannya sama saya apa dong? Entah karena empati sama Tina atau murni saya membenci sifat dua cewek yang mengganggu teman saya itu, yang pasti saya jadi membenci Tika maupun Diva. Masa bodoh, gak masalah. Hahahaha :D hanya saja ya seperti itu, setiap dua perempuan itu muncul di halaman jejaring social saya, saya jelas langsung berhenti beraktivitas di jejaring social. Iyyuuuuh, jijik :p *sebenernya soal Diva, saya juga sebelumnya pernah cemburu sama perempuan ini karena…. * RAHASIA :D :D :D :D
See You :* muah muah muah

Tentang Kenek Perempuan

Selasa, 06 November 2012
                Postingan kali ini saya akan membahas tentang sesuatu yang saya amati pagi ini. Sesuatu yang sederhana, tapi cukup mengerutkan kening saya.
                Seperti biasa, saya berangkat kuliah jam setengah 7 pagi, berjalan kaki menuju jalan raya supaya bisa naik angkutan umum menuju kampus. Seperti biasanya lagi, saya menunggu di sebuah jembatan. Menunggu dengan waktu yang cukup lama, karena saya memilih angkutan yang tidak banyak penumpangnya. Karena saya malas untuk berdiri selama perjalanan menuju kampus.
                Sekitar lima belas menit saya menunggu, akhirnya saya mendapatkan angkutan umum yang saya inginkan. Saya naikilah angkutan itu, kemudian saya mencari tempat duduk yang masih kosong, sehingga saya dapat menikmati perjalanan yang nyaman ini.
                Sejak saya melihat angkutan ini, saya juga melihat sosok perempuan yang kelihatannya sudah tua, tapi ya gak tua banget sih. Mungkin kepala tiga (umurnya). Dari gaya nya dia adalah seorang kenek angkutan umum yang saya naiki ini. Selain itu, memang sejak awal dia berdiri saja di pintu. Ok, ya benar dia kenek angkutan umum ini. Jelas tertebak saat dia menagih ongkos perjalanan saya.
                Sebenarnya, bukan hal yang luar biasa yang saya ketahui tentang perempuan yang berprofesi menjadi kenek angkutan umum. Bahkan, karena sekarang negeri saya ini telah diemansipasikan kaum perempuannya oleh seorang tokoh bersejarah, banyak perempuan di negeri ini memiliki profesi yang seharusnya dimiliki oleh kaum adam atau laki-laki. Yap, semua karena emansipasi.
                Saya akan membahas tentang yang dilakukan perempuan yang berprofesi menjadi kenek angkutan umum yang saya naiki ini. Hal ini sedikit membuat saya ingin tertawa dan mengerutkan kening. Tepatnya saya mengerutkan kening terlebih dahulu, kemudian tertawa.
                Ketika perjalanan saya sudah sampai setengahnya, saya mendengar perempuan kenek itu berteriak kepada supir angkutan umum ini. Tepatnya saya tidak tau, ya seperti … “Itu *menyebut nomor angkutan lainnya* mau ngejar”. Saya pun memperhatikan kejadian itu. Sang supir tidak menjawab, ia hanya melirik keadaan melalui kaca yang ada di depan kemudinya.
                Jadi begini, mungkin banyak orang tau istilah “rapat” dalam silsilah perangkutan umuman *sedikit ribet ya mengucapnya?*. nah, ucapan dari perempuan tadi lah yang menunjukkan istilah ini. Oh gini deh, kalau memang kurang jelas dengan istilah “rapat”, saya akan menjelaskannya sedikit.
ð  Rapat dalam perangkutan umuman berarti “Jika di depan atau di belakang angkutan yang sedang beroperasi di jalan, ada angkutan lainnya, entah dengan nomor yang sama atau pun beda, ataupun memiliki tujuan akhir yang saling berdekatan, kemudian angkutan lainnya tersebut berada tidak jauh dari…” ah pusing saya. Jadi gini aja deh. Ketika mobil A ada di jalan M, kemudian mobil B berada di jalan N, sedangkan jalan M dan jalan N hanya berjarak 100 meter, maka timbullah istilah “rapat” itu. Artinya, seharusnya jarak antara mobil A dan mobil B adalah lebih dari 100, bisa 150 atau 200 meter di depan atau di belakang. Karena biasanya kalau jarak berdekatan antar angkutan, akan menimbulkan kebut-kebutan untuk dulu-duluan mendapatkan sewa atau penumpang. Logikanya sih penumpang atau orang itu kan gak setiap menit ada dan menunggu di tempat yang sama. Nah jadi, antara mobil A atau mobil B itu harus saling menjauhkan jarak. Ya kurang lebih begitulah.
Lanjut.
Ternyata supir angkutan yang saya naiki ini merespon dengan mulai mengebut dan berusaha menjauhkan jarak dengan angkutan yang dilaporkan si supir tadi. Eh gak disangka ketika angkutan ini mulai berjalan dengan cepatnya, di depan angkutan ini ada angkutan lain. Dan sudahlah, terjadilah kebut-kebutan antara dua angkutan ini. Jelas ini membuat penumpang panik, termasuk saya. Tapi, saya memang mencoba menahan saja.
Nah, inilah yang terjadi. Ketika angkutan ini berada sekitar 2 meter di belakang angkutan yang di depannya itu, saya melihat si kenek perempuan ini menggenggam besi pintu angkutan, ia keluarkan bagian belakang tubuhnya, kemudian berteriak kepada kenek angkutan yang lainnya itu, dan yang membuat saya terkejut adalah… perempuan ini menggoyangkan pinggulnya yang berada di sebagian luar angkutan sambil meledek kenek lainnya itu. Dan ‘wow’ kenek lainnya yang berjenis kelamin laki-laki dan sedikit lebih tua wajahnya dari kenek perempuan ini, membalas goyangan pinggul si kenek perempuan. Saya sempat mengerutkan kening saya, kemudian rasa tawa itu mulai keluar. Tapi jelas saya tahan, karena saya sadar saya bisa tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu. Aneh! Ingin sekali saya mengeluarkan kamera dan merekam kejadian itu. Tapi, ya saya tidak bisa. Aplikasi tidak mendukung.
Huh, benar-benar kejadian itu membuat saya lebih banyak tersenyum pagi ini :D

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...