Sabtu, 24 September 2011

MIMPI GADIS DI 17 TAHUN

Sore itu terlihat seorang gadis yang kira-kira berumur 17 tahun duduk di pinggir pantai seraya memainkan tiap butir pasir yang ada di pantai. Gadis itu memiliki tinggi kurang lebih 165-170 cm. Warna kulitnya sawo matang ala Indonesia banget. Kurus, saat itu ia mengenakan pakaian berupa jas berwarna biru, dengan mengenakan jilbab berwarna abu-abu dan celana jeans berwarna hitam. Dengan di sampingnya satu tas samping berwarna coklat. Gadis berkacamata itu duduk di atas sepasang sepatu sandal yang tadinya ia kenakan. Terhilat headphone yang dapat kita membuat kesimpulan bahwa ia sedang mendengarka lagu-lagu sendu. Terlihat di matanya keinginan yang sampai hari itu tidak terwujud.
Ketika ia asik dengan suasana tersebut, terlihat ia bolak-balik menatap telepon genggamnya yang sama sekali tidak menunjukan aktivitas tidak langsung. Di tengah kegalauan gadis itu, datang seorang wanita yang terlihat jauh lebih tua dari gadis itu. Mungkin cocok jika wanita itu adalah ibu dari gadis itu. Tapi orang awam pun pasti beranggapan bahwa wanita itu bukanlah ibunya. Karena dari segi apapun tidak terlihat persamaannya.
Wanita itu menepuk pundak sang gadis hingga gadis itu sadar dari lamunannya. Gadis itu terlihat segera menghapus air matanya dan mencoba menghilangkan tanda kesedihannya.
Wanita                  :  “Kamu kenapa?”
Gadis                     :  “Engga kenapa kenapa,bu.”
Wanita                  :  “Kenapa menyendiri gini ? Lagi ada masalah ?”
Gadis                     :  “Engga kok, saya Cuma lagi nikmatin keindahan Tuhan.”
Wanita                  :  “Oke, kenalan yuk. Nama saya Zaskia. Saya lulusan psikolog di Universitas Negeri di Indonesia.”
Gadis                     :  “Berarti Ibu bisa mengetahui kenapa aku ini yah ? Aku Syarifah, aku masih sekolah di SMAN 94 Jakarta, kelas 12.”
Wanita                  :  “Iya, kamu boleh berbagi dengan saya.”
Gadis                     :  (Diam menatap)
Wanita                  :  “Mungkin kamu berfikir kalau saya mau jahatin kamu. Tapi tenang, saya ini berani sumpah kalau saya gak akan jahat sama kamu.”
Gadis                     :  (Memandang jauh ke titik akhir matahari)
Wanita                  :  “Suatu masalah itu gak akan berhenti menghantui kita. Kamu tau itu kan ? Suatu keadaan tidak bisa dikendalikan oleh perasaan yang bertentangan dengan keadaan tersebut. Kebahagian itu bukan dari kehendak dan apa rasa yang ingin kamu curahkan.”
Gadis                     :  (Menatap dan meneteskan air mata) “Saya hanya kecewa, kenapa di hari ulang tahunku yang ke 17 ini, aku hanya mendapatkan kehadiran anda?”
Wanita                  :  (Tersenyum) “Mungkin saya hadiah yang dititipkan dari Tuhan?”
Gadis                     :  “Kenapa harus anda? Kan saya maunya ulang tahun saya ini dirayakan dan saya dapat kue ulang tahun yang lezat dari orang yang saya saying, yang saya harap bisa jadi pacar saya ketika saya umur 17. Dan saya bisa merayakan hari ini di sebuah café bagus dengan hiburan penampilan band teman sekolah saya yang benar-benar saya suka.”
Wanita                  :  “Boleh saya cerita?”
Gadis                     :  (Mengangguk)
Wanita                  :  “Sebelumnya, kamu tau kenapa saya tiba-tiba datang ke kamu? Terus saya ngajak ngobrol kamu mengenai hal ini?”
Gadis                     :  “Karena kamu bisa membaca keadaanku dan kamu simpatik dengan saya.”
Wanita                  :  “Bukan. Saya datang ke kamu karena kamu adalah saya. Maksudnya gini loh, saya yakin kamu disini dengan keadaan seperti ini tuh sama dengan keadaan saya ketika saya merayakan ulang tahun yang ke 21. 17 tahun saya sangat indah jadi saya tidak memperdulikannya. Tetapi ketika saya berumur 21 tahun, saya kehilangan seseorang yang saya cintai, seseorang yang sudah menjadi pacar saya selama 3 tahun dan saat saya merayakan ulang tahun di café yang saya impikan dengan teman-teman kampus saya, pacar saya itu kecelakaan hingga ia meninggal.  Padahal kita sudah merencanakan sebuah pernikahan setelah beberapa minggu ia melamar saya. Dan kamu tau ? ketika saya merayakan ulang tahun ke 21 tahun itu, pacar saya sudah mau melamar saya malam itu juga. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Hingga kini, ketika saya sudah mempunyai 2 orang putra, saya masih mencintai dia.”
Gadis                     :  (Diam menatap dan meneteskan air mata)”Maafkan saya ..”
Wanita                  :  “No problem, everything is gonna be okay. Semua akan menjadi apa yang kamu harapkan kok. Karena kamu masih muda dan perjalan kamu masih panjang. Pulanglah ! Hapus air mata kamu dan bersikaplah layaknya orang dewasa. Malu sama umur.” (Mengusap rambut sang gadis)

Wanita itu pergi meninggalkan gadis itu dan tak lama kemudian gadis itu beranjak dari tempatnya dan pergi menuju arah pulang. Saat ia bangkit, terlihat tulisan indah .


Ya Tuhan,
Terima kasih, Engkau telah mengirimkan dirinya untukku.
Ya Tuhan,
Selamatkanlah ia selalu.
Ya Tuhan,
Semoga hatiku ini dapat ikhlas menerima keadaan ini.

Headphone itu masik terpasang apik dan suara music itu menembus busa-busa hitam, sehingga orang yang berdiri di sampingnya mampu ikut menikmatinya. Wajahnya masih terlihat frustasi dan terlihat tidak kuat menahan air mata.
Sesampainya ia di rumahnya, terlihat keadaan rumah yang seperti biasanya. Bapaknya memandikan burung peliharaannya, Ibunya sibuk dengan jahitan kerudung, adik laki-lakinya asik bermain laptop, dan adik perempuannya tertidur pulas di kamar.
Tidak ada satupun penghuni rumah yang mengucapkan “Selamat Ulang Tahun, Efa. Mau ngapain nih ngerayain ulang tahunnya ?”. dan hal itu memang membuat hati gadis itu merasa sedih kembali. Ia memutuskan untuk tidur agar hari itu dapat berlalu dengan cepat. Ia menutup tirai kamar, mematikan lampu, menyalakan kipas angin yang baru saja dibersihkan, dan menon-aktifkan handphonenya.
Gadis                     :  (Menutup mata) “Ya Tuhan , jika disini akhir dari hari ini. Baiklah aku ikhlas melupakannya.”
Gadis itu tertidur.
Suara berisik menganggu ketenanganku di kegelapan. Terlihat 2 orang teman baik dari sang gadis berdiri di samping tempat tidur. Satu membawa Blackforest dengan di atasnya Nampak lilin berangka 17, yang satu lagi membawa seikat mawar putih yang harumnya mampu membuat gadis itu terbangun. Ia mengucek matanya dengan kedua telapak tangannya. Ia bangun masih dengan suasana sedih. Gadis itu terdiam tanpa menampakan perasaan apapun hingga orang yang membawa mawar putih itu mencium keningnya.
Gadis itu meneteskan air matanya dan tertunduk.
Gadis                     :  “Elo?”

Orang yang membawa seikat mawar putih adalah orang yang sejak lama gadis itu sayangi, dan orang itu adalah salah satu mimpi gadis itu. Sebutlah namanya Jarjit. Dan orang yang membawa kue itu bernama Intan.

Jarjit                      :  “Bangun yuk. Ikut gue.”
Gadis                     :  “Kemana?”

Si pembawa bunga itu menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi ke luar rumah. Entah apa yang akan terjadi, tapi seketika rasa kecewa itu berubah menjadi senyuman terindah di malam itu. Kendaraan ini mengarah ke sekolah gadis itu. Suasana gelap dan ketakutan menyelimuti ketika 3 orang itu tiba di depan gerbang sekolah itu.

Gadis                     :  “Gue takut.”
Jarjit                      :  “Ada gue kok.”

Orang yang membawa kue itu pergi entah kemana, sejak masuk ke gerbang hijau itu ia sudah tidak terlihat. Tinggallah aku dan orang itu. Dua orang itu berjalan di depan lemari piala koleksi sekolah gadis itu. Sebelum sampai terlihat lapangan utama, Jarjit meminta gadis itu untuk menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Maka Jarjit menuntun gadis itu hingga sampai di tengan lapangan, terlihat wajah gadis itu penasaran dan bahagia menerima semua itu.
Setelah sampai di tengah lapangan, gadis itu masih tertutup matanya, dan orang pembawa bunga itu menjauh beberapa langkah darinya.

Jarjit                      :  “Buka mata kamu.”
Gadis                     :  “Aku takut.” (Seraya membuka matanya)

Terlihat susunan lilin menyala dan membentuk hati mengelilingi gadis itu dan orang yang membawa bunga. Dan di depan lilin itu masih ada lilin lagi yang disusun membentuk huruf gadis dan orang yang ia sayangi. Si pembawa terlihat menekukkan kaki kirinya dengan posisi seorang pangeran yang akan mengajak putrinya untuk berdansa, dengan seikat bunga mawar putih di ganggammannya, orang itu mengatakan hal yang diimpikan gadis itu.

Jarjit                      :  “Gue gak bisa romantis atau berkata-kata manis. Yang pasti ini bunga buat lo, yang melambangkan ketulusan cinta gue sama lu.”
Gadis                     :  (Membangunkan orang itu) “Tuhan itu sayang yah sama gue. Dia bener-bener ngasih kado terindah buat gue mala mini setelah gue mencoba sabar menghadapi kekecewaan.”
Jarjit                      :  “Maka dari itu gue sempurnain semua itu dengan… Mau gak lu balikan sama gue ? Tapi yang ini beneran serius, gak kayak waktu itu.”
Gadis                     :  “Mau.”

Dan datanglah semua orang yang dekat dengan gadis itu bernyanyi lagu ulang tahun dengan Intan yang membawa kuenya. Gadis itu meniup lilin yang ada di kue tersebut. Dan kesenangan ini dirayakan pula oleh keluarga gadis itu yang memang sudah merencanakan semua ini. Datanglah seorang kawan yang membawakan gitar kesayangan Jarjit. Ketika semua menghening, orang itu menyanyikan lagu yang sangat teramat gadis itu suka, UNGU-LAGUKU dan dilanjutkan dengan lagu BONDAN ft FADE2BLACK-KAU PUISI.  Gadis itu terlihat meneteskan air mata di atas sebuah senyuman kebahagiaan yang amat mendalam.

Air mata itu sangat terasa kenikmatan yang dialami, semua terasa indah bagai di surga. Kebahagiaan seperti apa yang ia inginkan. Segala hal yang selalu menjadi impiannya sebelum datang umur 17 telah berbuah indah di malam itu. Sehingga kebahagiaan ini tak dapat di lupakan.

Hampir pagi pesta ini selesai. Gadis itu pulang dengan orang yang ia sayangi dengan kendaraan yang sejak awal membawanya sampai di mimpi terindah. Ketika jalan mulai kosong, gas kendaraan di kencangkan, dan hamper memasuki daerah aman, ketika genggaman menahan dingin malam, tiga buah jalan terpilih ada di depan mata, mereka membelokkan ke kanan dan seketika semua lenyap.

Ketika arah mulai berubah, terpampang lampu mobil begitu terang mengganggu arah pandang. Dan…

Gadis                     :  “Deeeeeeeeennnnnnn………..”

BRUK … semua kebahagiaan lenyap dan gadis itu terbangun dari tidur indahnya. Gadis itu menjerit dan menangis sehingga membangunkan semua orang di rumah itu. Sang Ibu pun terkejut, segera melihat jam, saat itu tepat pukul 00.00. Dan tamatlah tanggal 23 Desember 2011.

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...