"Kamu mau duduk dimana, Res?"
"Aku duduk samping Firman saja."
Pilihan yang tepat untuk merangkai kisah melepas rindu.
Jantungku kembali berdegup kencang, bibir bawahku mulai ku gigit
yang kemudian gigi ini saling bergesekan. Mataku terpandang pada Olay
yang duduk di hadapanku. Mulutku masih terkunci untuk memulai
pembicaraan padanya. Rasa grogi ini belum mampu aku kendalikan. Semua
masih berjalan dengan kurang rasa percaya diri.
"Cie, yang hari ini Anniversarry." Olay memecahkan rasa grogi itu, yang membuatku menoleh ke sebelah kiri, reflek.
Aku melihatnya menarik bibirnya ke kanan, merasakan gerak pundaknya
yang terbawa arus hembusan dari mulut. Mulutku terbuka sedikit, mataku
terbelak. Dan aku, masih dalam rasa grogi.
"Woi! Kenapa tercengang gitu?" Olay menegurku.
"Ha? Engga." Pandangan ini beralih dengan cepat, dari Firman menuju Olay, kemudian kembali ke Firman.
Masih melihatnya asik dengan smartphonenya dan juga tetap dengan posisi bibir yang ia tarikkan ke kanan.
Mataku mulai menjalar mengarungi setiap lekukan indah di wajahnya.
Matanya, masih indah seperti ketika ia menatapku dulu hanya dengan jarak
satu jengkal. Hidungnya, aduhai mancungnya membuat bibirku kembali ku
gigit. Pipinya yang terlihat melengkung karena senyumnya saat itu.
Bibirnya, mulai kembali tersenyum normal dan secara proporsional,
menawan dan sexy. Dagunya, kini sudah mulai terlihat jelas janggutnya.
Tuhan, wajahnya itu menggetarkan hati untuk serius memintanya dari
Engkau.
"Apa kabar?" Oh tidak ! Nekat sekali aku bertanya padanya. Tasku?
Mana tasku. Aku harus mengalihkan rasa rinduku dengan tasku. Ku temukan.
Dompet? Mana dompetku yang ku taruh dalam tas? Aku harus menemukannya
untuk melanjutkan pengalihan. Mati aku! Aku pasti terlihat sangat panik.
Aku pasti terlihat sangat salah tingkah.
"Baik, Res. Kamu?". Aku tercengang mendengarnya menjawab
pertanyaanku. Berhenti. Serasa waktu berhenti. Tanganku reflek terdiam.
Mataku kembali terbuka lebar karena terkejut."Tadi dari rumah teman?
Jadinya kamu telat?" Ia berbisik di telingaku.
Dalam kondisi mematung seperti ini, apa yang harus ku lakukan
kemudian? Menarik nafas terlebih dahulu baru menjawab dengan tenang atau
mengigit bibir seperti biasa untuk menahan rasa grogi kemudian baru
menjawab atau melanjutkan mencari dompet sekaligus menjawab.
Diam. Itu yang dilakukan oleh aku untuk lima detik mengejutkan ini.
Tarik nafas, dan, "aku baik, Fir. Iya tadi aku menginap di rumah
temanku." Sangat singkat tanpa basa-basi. Mungkin itu efek dari rasa
grogi.
Dia mengambil smartphoneku, aku tidak tau mau dia apakan. Aku
melirik untuk mengintip pun tidak terlihat. Itu karena antispy yang ku
pasangkan pada layarnya.
"Nih." Ia mengembalikan benda itu, kemudian menatapku dalam. Aku
perhatikan matanya, kali ini jelas dibandingkan yang tadi. Luar biasa.
Tatapan yang sudah lama tak kulihat itu masih saja sama. Selalu dapat
membuat aku lemah dan tidak dapat bersikap normal. Ini gila !
Lalu aku sandarkan punggungku di bangku supaya aku merasa lebih
nyaman. Tapi. Dia pun bersandar di bangkunya, itu membuat lengan
kanannya itu berada di depan lengan kiriku. Tuhan. Jangan sampai dia
menyadari kalau perempuan di sampingnya itu sedang merasakan gejolak
perasaan melepas rindu yang sangat kacau di dalam. Tuhan. Ingin sekali
rasanya memegang lengannya, menggandengnya hanya untuk beberapa saat
saja. Biarkan rasa grogi ini berubah menjadi kenyamanan. Dan rasa rindu
ini pun hilang karena hari ini.
Jantungku masih dengan tempo yang cepat. Mataku masih menatap kosong
ke arah Olay. Duh, luar biasa. Take control please, you can do it.
Selalu itu menjadi kata-kata motivasi. Tapi. Hah. Sudahlah. Memang susah
diandalkan.
Dia kembali mengajakku bicara, untuk kesekian kalinya kami saling
menatap. Dan setiap tatapan itu, membuat rasa grogi ini tak kunjung
berhenti. Setidaknya, rasa grogi itu menghapus kerinduan atasnya selama
ini. Aku mengedipkan mataku dan menarik nafas panjang yang kemudian aku
hembuskan. Aku lakukan hanya untuk menghilangkan rasa grogi ini.
Melihat apa yang dilihat. Memikirkan apa yang terlintas. Menulis apa yang ingin ditulis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV
Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...
-
Contoh dialog MAKING REQUEST jangan lupa mampir ke -> http://mymudarsih.blogspot.com/search/label/CERPEN yaaa (´ ⌣ `ʃƪ) thank youuu...
-
S a t u d a ri se j u t a c e r i t a Guys, gue pernah ngebahas kan tentang kelas yang pernah gue singgahin di SMA ini. Yaa .. yang gu...
-
Contoh dialog INSTRUCTION Syarifah : Hey Lidya ! Maulidya : What happened ? Syarifah : Move from the place ? Maulidya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar