Sudah sekian kalinya kamu mengucapkan kata itu secara
langsung kepadaku. Ribuan kali, aku selalu menganggap semua itu menjadi sebuah
gurauan yang kamu keluarkan untuk membuat suasana perbincangan kita menjadi
tidak kaku.
Tapi, apa sekarang kamu menyadari kalau aku merasa terkejut
dengan kata itu yang keluar dari mulut kamu kali ini? Hah? Kamu bahkan tidak
memperdulikannya kan?
Kita berbincang di suasana yang menyenangkan siang itu. Kamu
selesai sholat jumat, disusul aku yang usai pula dengan sholat dzuhurku. Kripik
kentang dan jus apel yang ketika itu menjadi selingan di antara setiap obrolan
kita.
Kesibukanmu di luar kampus, kesibukanku di luar kampus juga,
kegiatan kamu selama merantau di kota orang, kegiatan aku selama menunggu kamu
kembali, teman-temanmu yang hanya aku ketahui melalui media sosial,
teman-temanku yang dulu pernah kamu kenal, semua melarutkan setiap kerinduan
yang sudah enam bulan aku tahan.
Enam bulan. Enam bulan adalah waktu yang lama yang aku
jalani denganmu. Enam bulan juga waktu yang lama aku tahan tidak bertemu dengan
seseorang yang memiliki status spesial denganku. Enam bulan tanpa melihatmu,
memegang tanganmu, hanya rutinitas di dunia maya. Itu pun gak merubah keadaan
sebenarnya.
“Kamu lebay” katamu seraya menarik hidungku.
Mataku terbuka lebar kemudian keningku mengkerut.
“Kenapa cemberut sih?” tanyamu tanpa merasa bersalah.
“Engga.” Jawabku singkat.
“Kamu bohong deh.”
“Aku hanya merasa shock aja pas kamu bilang aku lebay.”
“Bukannya udah biasa, yang?”
“Iya, aku tau udah biasa. Tapi gak tau perasaan ini langsung
aja gitu.”
“Gitu gimana sih, sayang?”
“Mungkin aku merasa kata-kata kamu tadi terlalu nusuk.
Karena aku benar-benar kangen sama kamu. Jadi ketika kamu bilang aku lebay, itu
rasanya sakit banget. Kayaknya aku mau nangis deh.”
“Iya? Aku salah ya? Kamu jangan nangis dong, semakin jadi
lebaynya deh kamu.”
“Kamu masih bilang aku lebay? Tolong dong, apa yang aku
rasain ini. Kangen ini sama kamu, jangan pernah bilang itu lebay! Sadar atau
engga, kita itu udah enam bulan gak ketemu. Dan enam bulan adalah waktu yang
paling lama yang kita lewati tanpa pernah bertatap muka secara langsung. Tanpa
pernah aku merasakan kamu yang ada di sampingku gini. Jadi kalau kamu bilang
itu lebay, aku gak ngerti gimana aku bisa mengendalikan air mata aku. Aku
merasa sia-sia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar