Minggu, 23 Juni 2013

Sesederhana Lebay Katamu



Sudah sekian kalinya kamu mengucapkan kata itu secara langsung kepadaku. Ribuan kali, aku selalu menganggap semua itu menjadi sebuah gurauan yang kamu keluarkan untuk membuat suasana perbincangan kita menjadi tidak kaku.
Tapi, apa sekarang kamu menyadari kalau aku merasa terkejut dengan kata itu yang keluar dari mulut kamu kali ini? Hah? Kamu bahkan tidak memperdulikannya kan?
Kita berbincang di suasana yang menyenangkan siang itu. Kamu selesai sholat jumat, disusul aku yang usai pula dengan sholat dzuhurku. Kripik kentang dan jus apel yang ketika itu menjadi selingan di antara setiap obrolan kita.
Kesibukanmu di luar kampus, kesibukanku di luar kampus juga, kegiatan kamu selama merantau di kota orang, kegiatan aku selama menunggu kamu kembali, teman-temanmu yang hanya aku ketahui melalui media sosial, teman-temanku yang dulu pernah kamu kenal, semua melarutkan setiap kerinduan yang sudah enam bulan aku tahan.
Enam bulan. Enam bulan adalah waktu yang lama yang aku jalani denganmu. Enam bulan juga waktu yang lama aku tahan tidak bertemu dengan seseorang yang memiliki status spesial denganku. Enam bulan tanpa melihatmu, memegang tanganmu, hanya rutinitas di dunia maya. Itu pun gak merubah keadaan sebenarnya.
“Kamu lebay” katamu seraya menarik hidungku.
Mataku terbuka lebar kemudian keningku mengkerut.
“Kenapa cemberut sih?” tanyamu tanpa merasa bersalah.
“Engga.” Jawabku singkat.
“Kamu bohong deh.”
“Aku hanya merasa shock aja pas kamu bilang aku lebay.”
“Bukannya udah biasa, yang?”
“Iya, aku tau udah biasa. Tapi gak tau perasaan ini langsung aja gitu.”
“Gitu gimana sih, sayang?”
“Mungkin aku merasa kata-kata kamu tadi terlalu nusuk. Karena aku benar-benar kangen sama kamu. Jadi ketika kamu bilang aku lebay, itu rasanya sakit banget. Kayaknya aku mau nangis deh.”
“Iya? Aku salah ya? Kamu jangan nangis dong, semakin jadi lebaynya deh kamu.”
“Kamu masih bilang aku lebay? Tolong dong, apa yang aku rasain ini. Kangen ini sama kamu, jangan pernah bilang itu lebay! Sadar atau engga, kita itu udah enam bulan gak ketemu. Dan enam bulan adalah waktu yang paling lama yang kita lewati tanpa pernah bertatap muka secara langsung. Tanpa pernah aku merasakan kamu yang ada di sampingku gini. Jadi kalau kamu bilang itu lebay, aku gak ngerti gimana aku bisa mengendalikan air mata aku. Aku merasa sia-sia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...