Rabu, 30 Januari 2013

Jonas, Amel, Eros

Beberapa waktu yang lalu saya melontarkan sebuah kisah tentang seorang perempuan ketika dia berada pada situasi akhir masa SMA nya kepada teman-teman saya.
Ceritanya begini, intinya saja sih seperti ini.
Jadi perempuan ini punya teman di kelas, gendernya laki-laki nih. Nah sebutlah laki-laki itu namanya Jonas dan si perempuan namanya Amel.
Pada akhir masa sekolah, Jonas berkata kepada Amel. Entah itu serius atau hanya bercandaan. Yang pasti kata-kata itu membuat Amel merasa terikat, terkejut, bahagia, sekaligus sedih. Begitu complicated sepertinya. Jonas berkata 'suatu hari nanti, elu buat gue'.
Seiring berjalannya waktu, Jonas sering kali mmberi beberapa tanda yang memperkuat perkataannya tadi. Dan sebagai perempuan yang memang secara alamiah memiliki kesensitifan yang lebih, Amel merasa dirinyalah yang akan mendampingi Jonas kelak.
Berlarut waktu habis, habis pula masa SMA mereka. Terpisahkan oleh jalan yang berbeda. Sama-sama kuliah, tapi mereka terpisahkan universitas. Biasa lah ya.
Ketika saya menceritakan itu pada teman-teman kuliah saya, mereka bilang memang itu tandanya si Amel sudah 'ditaken' oleh Jonas. Yang artinya rasa terikat Amel itu memang nyata.
Kabarnya sih, sampai beberapa bulan Amel menjalani dunia perkuliahan yang barunya itu, Amel masih merasakan keterikatan kata-kata Jonas. Padahal Amel ini sering sekali 'stalking' ( bahasa anak zaman sekarang ) terhadap akun-akun jejaring sosial Jonas. Dan Amel sering pula kedapatan kalau Jonas mungkin sudah melupakan perkataannya waktu itu ke Amel.
Dan yang terlihat sekarang memang Amel merasa tersiksa mungkin. Kalau diperhatikan, Amel ini memang tidak cantik. Tapi ada di satu sisi dari dirinya yang membuat beberapa orang disekitarnya, terutama laki-laki merasa 'interest' terhadap apa yang ada pada dirinya. Laki-laki yang mendekatinya, berusaha untuk pendekatan hingga bisa meraih rasa suka dari Amel, itu banyak. Bahkan beberapa dari mereka yang mendekati Amel belakangan ini pun membuat Amel tertarik untuk melepaskan perkataan Jonas dan berpaling ke yang lain. Tapi disini masalahnya, 'ke-ter-i-ka-tan' yang dibuat Jonas itu membayangi langkah maju Amel. Berusaha melawan supaya bisa singgah ke orang lain yang sedang memperhatikannya. Gagal, gagal, kemudian gagal. Selalu ada bayangan kata-kata Jonas itu ceritanya.
Sampai akhirnya, waktu itu terlihat Amel membuat status pada akun jejaring sosialnya yang berisi 'tolong ikhlaskan, aku lelah bertahan. Aku ingin menikmati masa mudaku. Aku ingin seperti teman-temanku yang saat ini menjalin hubungan dengan orang lain. Mohon ikhlaskan' , terlihat lelah sekali bukan? Tapi apa yang terjadi?
Mungkin iya, perkataan Jonas itu adalah 'ikatan'. Buktinya, setelah Amel melontarkan kalimat itu, ia merasa beda. Nih, terlihat dari salah satu percakapan Amel dengan temannya, sebutlah namanya Eros. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pendekatan. Hanya melalui kata-kata perhatian dan gombalan dari obrolan teks mereka, Amel merasa bahagia. Ia mulai merasakan rasa suka terhadap Eros.
Ya, mungkin Jonas memahami, hingga Amel dapat merasakan bebas untuk menjalani hidup. Masa muda datang sekali, katanya, jangan dihabiskan untuk menunggu saja tanpa menikmati. Rasakan apa yang ada di sekeliling, jangan menutup. Buka hati, buka pikiran, buka perasaan. Masih lama untuk membicarakan keseriusan.
Begitulah ujarnya. Tapi sejujurnya, cerita ini benar-benar tidak seperti nyata. Hanya sebuah harapan atau ungkapan tak pasti. Ya sudahlah, namanya juga anak muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...