Senin, 11 Mei 2015

Stupidfy: Maulana Wisnu A.

Bagian Dua.

Hari ini tepat dua bulan Fay belajar di TK. Kemarahan Wawan atas tingkah Wisnu waktu itu sudah lama hilang. Kini mereka bertiga berteman akrab. Bahkan, karena akrabnya Fay lebih perhatian ke Wisnu. Ketika ada tugas atau hal yang tidak Wisnu dan Wawan tidak mengerti, Fay akan lebih cenderung mengajarkan dengan asik ke Wisnu. Sepertinya memang Fay suka sama Wisnu.
Wawan yang curiga atas perhatian Fay yang berlebihan itu, akhirnya ia bertanya secara langsung kepada Fay di depan Wisnu. Cinta monyet yang pertama kali dirasakan Fay memang membuat Fay malu. Karena ia harus mengutarakannya langsung di depan Wisnu dan Wawan.
Kembali lagi insidennya terjadi di hari Sabtu, jam olahraga. Fay bilang ke Wisnu kalau ia suka. Ada Wawan juga.
“Tapi aku gak suka sama kamu, Fay. Yang suka sama kamu Wawan. Bukan aku, kamu jangan suka sama aku yah. Sukanya sama Wawan aja, Wawan suka banget sama kamu. Katanya kamu cantik dan baik. Jadinya kamu sama Wawan aja.”
Fay yang malu karena ditolak begitu saja, ia pulang ke rumahnya tanpa membawa tas dan perlengkapan lainnya yang ia bawa ke sekolah. Ibu Fay yang hari itu tidak sedang menunggu Fay di sekolah terkejut karena Fay pulang dengan menangis. Fay tidak bilang apa-apa ke Ibunya, kali itu Fay masih malu bilang ke Ibunya kalau ia baru saja ditolak oleh teman sepermainannya.
Tidak lama setelah Fay berhenti menangis, sekitar pukul sepuluh lewat lima. Wawan datang ke rumah Fay. Wawan yang memang kata Wisnu suka sama Fay sering sekali membuntuti Fay sampai rumahnya untuk sekedar tau. Jadi hari itu, Wawan dengan kesadarannya membawakan perlengkapan Fay yang ditinggal di kelas ke rumah.
“Kamu nangis, Fay? Ini perlengkapan kamu.”
“Gak tau” jawab Fay ketus, kemudian ia ambil perlengkapannya tanpa berterima kasih kepada Wawan, “sudah sana pulang! Nanti kamu dicariin Ibu kamu.”
“Iya, aku pulang dulu ya, Fay.” Kata Wawan lugu.
Di hari sekolah berikutnya, Fay masih sering mengajak Wisnu main bersama di rumahnya dan masih tidak peduli dengan Wawan.
***
Kebodohan Fay selanjutnya yang dilakukan Fay karena jatuh cinta dengan Wisnu adalah ketika masa belajar Catur Wulan dua selesai dan waktunya pengambilan laporan hasil belajar. Saat itu semua murid datang ke sekolah ini bersama orang tuanya.
Pagi-pagi sekali Fay sudah rapih. Pakaian rapih dan juga sudah selesai dengan sarapannya. Padahal jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Sedangkan acara pengambilan rapot adalah pukul delapan.
“Kamu sudah rapih, Fay? Tumben. Yauda kamu siapin baju buat Naufal yah!”
“Iya, Ibu. Naufalnya juga belum mandi ya? Gimana sih Ibu? Kan kita mau ngambil Rapot. Masa jam segini belum apa-apa sih?!” Fay menggerutu. Naufal adalah adik laki-laki Fay, saat itu Naufal masih berusia empat bulan.
“Yauda bantuin Ibu dulu deh.”
Dengan cemberut, Fay menjalankan perintah Ibunya. Fay merasa kalau dirinya sudah rapih ya siap jalan. Tapi pekerjaan rumah masih banyak yang belum Ibu Fay kerjakan. Padahal kalau saat itu dia sudah mampu berpikir benar, ia harus rela terlebih dahulu membantu Ibunya. Ayah Fay? Beliau juga masih belum rapih. Hanya Fay yang bersemangat lebih, bahkan lebih dari hari pertama sekolahnya.
Sambil menunggu Ibu Fay memandikan Naufal, Fay membuka buku-buku pelajarannya. Ia mengulang kembali pelajarannya. Padahal setelah ini ia akan menghadapi masa libur selama satu minggu. Ya begitulah kalau anak kecil lagi semangat belajar, jangan sekali pun dilarang untuk berhenti. Sebelum ia besar dan kenal dengan Mal, jalan-jalan, gadget, atau hal lainnya yang membuat belajar itu menjadi malas untuk dijalani.
Waktu menunjukkan pukul delapan, Fay dan Ibunya belum juga jalan. Fay yang sudah tidak sabar terus saja mengoceh tidak karuan memaki Ibunya yang hampir selesai dandan. Ia duduk di bangku plastik depan rumahnya. Fay mulai mengayunkan kakinya untuk menghabiskan kebosanannya. Hingga akhirnya Ibu Fay selesai dan langsung berangkat menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah, Fay langsung mencari Wawan dan Wisnu. Katanya hanya untuk mencari tau hasil belajar mereka, sekaligus mengukur kemampuan Fay dalam membantu Wawan dan Wisnu belajar. Begitu yang dikatakan Fay ketika ia melepaskan genggaman tangan Ibunya.
“Gimana hasilnya kalian?” kata Fay antusias menatap Wisnu yang berdiri di samping Ibunya dan Wawan.
“Aku hasilnya ga bagus, Fay. Udah gitu ada yang kurang baik katanya di kedisiplinannya kata Ibu aku.” Jawab Wisnu.
“Iyalah, kamu kan gak disiplin, Wis. Datengnya telat, kalo di kelas kerjaannya jalan-jalan terus. Udah gitu sukanya iseng sama orang.” Wawan sewot.
Fay tertawa, “iya termasuk ngatain kamu pake nama bapak kamu ya, Wan?”. Wisnu ikut menyambut ucapan Fay dengan tertawa. Sedangkan Wawan langsung meninggalkan mereka berdua. Karena Wawan dan keluarganya akan pergi ke kampungnya untuk beberapa hari,
“Kamu masih suka sama aku? Kan nilai rapot aku jelek?” Tanya Wisnu polos. Ternyata ia masih tau kalau Fay masih suka dengannya. Ibu Wisnu yang berdiri di samping Wisnu terkejut dengan pertanyaan anaknya itu. Beliau tertawa geli juga mendengarnya. Yang ada di benaknya adalah anaknya masih terlalu dini untuk mengenal cinta, walaupun itu cinta monyet.
“Ih kamu mah, Wis. Aku kan jadi malu. Itu didenger sama Ibu kamu tau. Aku malu kalau aku masih suka kamu walaupun kamu gak pinter, jahil, kurang disiplin. Itu tuh Ibu kamu ngeliatin aku aja.”
“Kamu suka sama Wisnu, nak?” Tanya Ibu Wisnu, “kalian masih kecil, belajar dulu yang bener, jangan suka-sukaan dulu!”
“Iya tuh, Ma. Si Fay suka sama aku katanya. Aku ganteng kali ya, Ma?”
“Udah kek Wis, aku kan malu. Kamu mah begitu deh. Nanti aku pulang lagi nih.”
“Kamu mau pulang? Kan mama kamu masih disini, Fay. Kalau kamu pulang gak ada Wawan lagi loh yang bantu kamu.”
“Kamu jahat Wisnu. Jangan digituin dong!” kata Fay dengan wajah cemberut.
“Eh… Nanti main ke rumah Wisnu yuk, Fay. Banyak jajanan di rumah. Kan Mama Wisnu jualan jajanan.”
“Iya Mamanya Wisnu. Nanti aku main deh ke rumah Wisnu kalau Wisnu nya udah jadi pacar aku.” Kata Fay polos sehingga membuat Wisnu dan Ibunya tertawa.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part IV

Read Stupidfy : Ku Yakin Cinta Part III                 Via Whatsapp aku mengajaknya pergi ke Puncak, enam bulan kemudian. Dia mau dan si...